ALAT PEMUPUKAN
1.1.
PENDAHULUAN
Untuk pertumbuhan yang memuaskan tanaman memerlukan
nutrisi yang cukup. Beberapa nutrisi
ini terdapat dalam tanah, tetapi nutrisi tersebut diserap oleh tanaman yang tumbuh
dan jumlah nutrisi dalam tanah bisa berkurang atau benar benar habis terpakai.
Nutrisi juga dapat hilang sebagai akibat penanaman yang
jelek yang dapat menyebabkan erosi tanah, atau oleh hilangnya lapisan tanah atas (sumber utama
nutrisi) sebagai akibat persiapan lahan yang tidak tepat seperti telah dibahas pada Bab 11. Jadi
nutrisi dalam tanah perlu diperbaharui, dan hal ini dicapai dengan penerapan pupuk.
1.2.
ALAT PEMUPUKAN
Pupuk bisa digolongkan sebagai pupuk organik atau pupuk
anorganik. Contoh pupuk organik adalah kotoran dari lahan pertanian serta kotoran ternak
; pupuk anorganik meliputi bahan kimia seperti
urea, superphosphate, dan sebagainya.
Umumnya
pupuk organik diterapkan dalam jumlah besar sampai beberapa ton per hektar, sedangkan pada penerapan pupuk anorganik diperlukan
jurnlah yang relatif kecil (jarang melebihi 300 kg per ha).
Pupuk tersedia dan bisa diterapkan dalam bentuk kering,
cair, atau gas. Hal ini menentukan kebutuhan jenis mesin tertentu yang mampu menerapkan
pupuk dalam masing masing bentuk tersebut. Akan
tetapi pada umumnya tiap jenis mesin akan mempunyai beberapa bagian penting
sebagai berikut pada penerapan pupuk :
a.
Unit penyimpanan.
b.
Mekanisme pengukur.
c.
Kerangka penyangga.
1.2.1.
Unit Penyimpanan
Unit penyimpanan digunakan untuk menampung pupuk dan bisa
terdiri dari hopper, tangki, atau trem. Bentuk, ukuran, dan tipe bahan yang digunakan
untuk unit penyimpanan tergantung pada jenis pupuk dan jumlah tenaga yang tersedia.
1.2.2.
Mekanisme
Pengukuran
Karena pupuk disalurkan kedalam tanah, maka perlu
pengaturan debit pupuk terhadap tipe tanah
dan tanaman tertentu yang direkomendasikan. Oleh sebab itu perlu disediakan
beberapa jenis mekanisme pengukuran.
1.2.3.
Kerangka Penyangga
Kerangka penyangga merupakan pondasi dari mesin dan
memberikan suatu landasan dimana bagian bagian lain dipasang, baik secara langsung maupun
tidak langsung. Selain itu penting untuk dapat memasukkan pupuk kedalam tanah, dan hal ini
dilakukan baik dengan menggunakan peralatan pertanian lainnya (misalnya garu
piringan) atau dengan menyediakan alat penutup sebagai komponen tambahan pada mesin.
Berbagai jenis mesin umum yang digunakan untuk pemberian pupuk organik dan pupuk anorganik dijelaskan pada bagian
berikut ini.
1.3.
PEMBERIAN PUPUK ORGANIK
1.3.1. Penyebar Pupuk Tinja
Penyebar pupuk tinja
(Gambar 14.1) terdiri dari :
1).
Unit penyimpanan yang terdiri dari kotak yang menyerupai trailer
traktor. Ujung belakang kotak adalah terbuka
untuk memungkinkan pengaturan alat pengukur atau mekanisme disribusi.
2).
Mekanisme
pengukuran/distribusi yang terdiri dari
hal sebagai berikut :
a).
Apron konveyor rantai dan
garpu ganda yang membentuk dasar dari kotak
tinja. Saat rantai bergerak, rantai membawa
tinja ke bagian belakang mesin, kemudian tinja jatuh ke tanah setelah
dihancurkan menjadi bagian bagian lebih kecil oleh pemukul (beater).
b).
Penghancur, yang terdiri dart
batang batang baja (dimana gir adalah tetap) yang disusun pada pola silindris. Biasanya terdapat dua
kelompok penghancur - kelompok bagian bawah dan bagian atas. Penghancur bagian bawah memecah pupuk kandang menjadi
fragnen-fragmen kecil ; pemecah bagian
atas membantu pada operasi tersebut dan lebih lanjut menghaluskan potongan
pupuk kandang. Penghancur bagian bawah berputar pada arah yang berlawanan terhadap
roda traktor atau spreader, dan umumnya 6 satnpai 7 kali lebih cepat.
3). Sistem penggerak
untuk memutar beater dan apron konveyor. Hal ini mungkin berputar dari roda spreader pupuk kandang atau dari pto traktor.
Sistem yang terakhir ini lebih disukai pada kondisi traksi jelek atau bila harus dikelola pupuk kandang yang terlalu
lembek.
4). Alat penyebar biasanya dalam bentuk auger spiral, yang
dipasang diatas pemukul untuk memberikan sebaran yang lebih lebar terhadap pupuk
kandang yang akan disalurkan, dan biasanya digerakkan
oleh suatu rantai dari poros pemukul (beater).
1.3.2. Pemuat Traktor
Suatu penyebar pupuk kandang harus diisi dengan pupuk
kandang sebelum alat tersebut dapat digunakan untuk menyebarkan pupuk kandang pada lahan.
Seringkali waktu yang diperlukan untuk memuat pupak kandang bisa lebih besar dibandingkan waktu
untuk menyalurkannya, terutama jika pupuk
kandang dimuat secara manual.
Salah satu cara untuk mengurangi waktu pemuatan adalah
dengan menggunakan pemuat tenaga (Gambar 14.3) yang umumnya dipasang pada traktor.
Pada dasarnya alat ini menggunakan tenaga hidrolik traktor untuk mengangkat pupuk kandang
dalam mangkuk atau skop, menggerakkan dan
menjatuhkan pupuk kandang kedalam kotak penyebar. Dalam hal ini dimungkinkan untuk
menyambungkan jenis mangkok lainnya terhadap batang pemuat.
1.3.3. Penyebar Pupuk Kandang Cair
Pupuk kandang cair yang dikeluarkan pada lahan penggembalaan
dan daerah lainnya dikumpulkan dalam suatu kolam, dan
dari kolam tersebut dapat dipompakan ke tangki pupuk kandang cair (Gambar 14.4). Tangki ini
biasanya besar (dengan kapasitas 800 sampai 1200 liter atau bahkan lebih) dan umumnya
merupakan tipe alat yang ditarik. Tangki dibuat dari galvanis atau secara
internal dilapisi dengan bahan anti korosi.
Cairan ini kemudian disalurkan dari tangki ke
plat percikan atau piringan putar untuk distribusi yang merata di lapangan.
Pupuk
kandang cair juga dapat diterapkan dengan menambahkannya kedalam sistem
irigasi. Metode semacam ini meliputi
penyediaan tangki pengumpul, dan dari tangki pupuk tersebut dipompakan
melalui jaringan distribusi ke titik penggunaan.
Tangki. biasanya berupa suatu penampung dengan bagian
pengeluaran berlebih, dilengkapi
dengan beberapa bentuk alat pengaduk untuk mengaduk pupuk cair tersebut.
Kotoran harus dicegah jangan
sampai masuk pada penampung, karena hal ini bisa menyebabkan pompa tersumbat.
Biasanya digunakan pompa jenis sentrifugal karena pompa ini mampu menyalurkan
tekanan yang lebib besar. Pipa irigasi
standar digunakan untuk mendistribusikan pupuk tersebut, dengan sedikit
perubahan terhadap katup jaringan.
1.4.
PENERAPAN PUPUK ANORGANIK
Meski pupuk kandang adalah sumber pupuk yang telah
mantap, tetapi penekanan saat ini lebih banyak
kepada penggunaan pupuk anorganik. Pupuk ini tersedia dan bisa diterapkan dengan
salah satu cara sebagai berikut :
1).
Padatan, yang bisa
diterapkan dalam bentuk tepung atau granuler.
2).
Cairan, yang bisa diterapkan
pada tekanan rendah atau tidak bertekanan sama sekali.
3). Gas,
yang paling banyak digunakan adalah amonia anhydrous, yang diterapkan pada
tekanan tinggi.
Pada
kebanyakan negara berkembang, umumnya pupuk anorganik diterapkan dalam bentuk
padatan, baik sebagai nutrisi tunggal atau pupuk campuran (misalnya. nitrogen,
phospor, dan kalsium NPK) dengan rasio
tertentu. Hal int terutama disebabkan infrastruktur untuk menerapkan pupuk
dalam bentuk gas atau cairan adalah terlalu mahal. Akan tetapi penjelasan
tentang hal tersebut diberikan pada Bagian 14.5.
1.4.1. Pupuk Padat
Beberapa jenis peralatan
yang digunakan untuk penerapan pupuk padat dijelaskan sebagai berikut :
a). Penyebar Pupuk (Broadcaster)
Mesin ini digunakan untuk menerapkan
pupuk pada jarak yang lebih besar dibandingkan lebar alat, sehingga mencapai
cakupan daerah yang luas. Tersedia penyebar benih manual yang kecil, tetapi penggunaannya tidak populer. Jenis penyebar yang lehih
umum, yang digunakan dengan tenaga traktor dijelaskan dibawah ini.
b). Piringan
Pemutar Atau Pemutar Pupuk
Peralatan
ini (Gambar 14.5) pada dasamya terdiri dari komponen-komponen penting yang dijelaskan pada Bagian 14.1.
Secara lebih spesifik, komponen tersebut meliputi :
1).
Kotak
Pupuk, biasanya bentuk
kerucut untuk memudahkan aliran pupuk, dan biasanya terbuat dari plastik atau fibreglass untuk mencegah
korosi.
2). Pengaduk (piringan atau spiral)
yang terletak pada dasar kotak pupuk untuk mempertahankan pupuk mengalir bebas.
3).
Piringan
Pemutar, biasanya digerakkan oleh
poros pto, pupuk jatuh dari hopper kedalam piringan yang
menyebarkan pupuk pada lebar sekitar 6 sampai 9 meter. Laju
pemberian dikendalikan oleh:
a). Pengendalian laju jatuhnya pupuk dari hopper
ke piringan pemutar dengan sarana penutup ("shutter) yang dapat
diatur
b).
Kecepatan maju traktor. Semakin cepat kecepatan traktor, semakin
besar luasan jumlah pupuk tertentu yang
disebarkan (jadi semakin lebih sedikit pupuk per hektar).
c). Kecepatan putaran piringan
pemutar. Umumnya semakin besar kecepatan, semakin besar lebar sebaran, sehingga
diperoleh laju pemberian yang berkurang. Akan tetapi kebanyakan piringan pemutar bekerja pada kecepatan pto
yang tetap.
4). Sistem Penyatur
Roda Bintang
Pada susunan alat ini, pupuk dikeluarkan dari kotak pupuk
melalui plat bentuk bintang (Gambar 14.6). Satu roda bintang disediakan untuk
tiap pembuka alur dan bukaan lubang yang menyalurkan pupuk dari hopper
dikendalikan oleh plat geser yang dapat berpindah. Laju aplikasi dikendalikan oleh
kecepatan putaran roda bintang dan oleh ukuran bukaan lubang yang disediakan untuk tiap pengaturan.
5). Plat dan Pengibas
(Flicker)
Alat ini terdiri dari sekelompok piringan cekung, satu
buah untuk tiap pembuka alur yang berputar dan menerima aliran pupuk yang konstan dari
hopper (Garabar 14.7).
Sekelompok jari jari kecil
berputar (vertikal.) diatas permukaan piringan dan jari jari tersebur “mengibaskan"
pupuk diatas tepian piringan. Laju aliran pupuk dikendalikan oleh kecepatan putaran
piringan atau jari jari, atau keduanya, serta oleh penutup yang mengendalikan aliran pupuk dari hopper ke plat
6). Pengaduk Rotari
Alat ini terdiri dari suatu poros yang dipasangi dengan
plat celah sepanjang panjang poros tersebut. Satu plat disediakan untuk tiap pembuka alur.
Plat ini mendorong maju pupuk keluar melalui bukaan yang dapat diatur pada dasar kotak pupuk (Gambar 14.8).
7). Penyalur Putaran
Pada sistem ini bagian dasar (bawah) hopper berputar
terhadap cincin bawah stasioner dari bagian bawah hopper saat deflektor yang mempunyai posisi
variabel menyapu pupuk ke tabung penyaluran (Gambar 14.9). Laju debit
dikendalikan oleh suatu pintu yang dapat diatur diatas sisi outlet.
8). Konveyor Sabuk
Hal ini terdiri dari sabuk
datar yang diperkuat kawat yang terletak dibawah dasar hopper yang menarik pupuk keluar. Mesin ini digunakan bila
diperlukan laju debit yang relatif tinggi.
Seperti dijelaskan sebelumnya, perbedaan utama antara
berbagai mesin pendistribusian pupuk terletak
pada mekanisme alat ukur. Kinerja mesin tersebut saat rnenerapkan pupuk tergantung pada kondisi pupuk dan kondisi iklim. Kebanyakan pupuk kimia bersifat higroskopis
dan cenderung rnenggumpal, yang dapat mempunyai
pengaruh buruk terhadap penyaluran pupuk. Dianjurkan selalu membersihkan
sistem setelah digunakan.
1.5. PENERAPAN PUPUK ANORGANIK BENTUK CAIR DAN GAS
1.5.1. Pupuk Anorganik Cair
Pupuk ini diterapkan pada tekanan rendah atau tekanan nol,
dan umumnya diterapkan dibawah atau pada permukaan tanah. Kadang pupuk ini disemprotkan
ke daun tanaman. Bahan dicampur atau
dilarutkan dalam air (sebagai contoh amonia cair mengandung 20 sampai 25 persen
nitrogen).
Pupuk cair disimpan dalam suatu tangki dan dialirkan
secara grafitasi, dengan suatu pompa atau udara bertekanan. Pembuka alur berupa garpu tajam
seperti pisau yang membuka celah untuk memasukkan
pupuk cair. Aliran grafitasi dikendalikan melalui orifice tetap untuk laju
aplikasi tertentu yang berbanding terbalik terhadap kecepatan maju.
1.5.2. Pupuk Anorganik Gas
Bentuk paling umum dari jenis pupuk ini adalah ammonia
anhydrous yang dikelola dan disimpan sebagai cairan bertekanan dan mengandung 82
persen nitrogen. Pupuk ini berbentuk gas pada suhu normal dan tekanan atmosfir, sehingga bila
cairan bertekanan tersebut dikeluarkan maka akan
berbentuk gas.
Oleh
sebab itu pada umumnya digunakan pisau aplikator sempit untuk membuka celah
pada tanah. Cairan dialirkan dari lubang
pada sisi tabung penyaluran. Gas diinjeksikan 10 sampai dengan 15 cm
dibawah permukaan tanah dan ditutupi langsung untuk mencegah penguapan.
Sistem
ini terdiri dari tangki ammonia cair, katup alat ukur, dan aplikator. Katup
ukur adalah bersifat mempunyai kompensasi
otomatis terhadap laju, sehingga laju aplikasi tidak dipengaruhi oleh jumlah ammonia cair dalam tangki. Gambar 14.10
menyajikan tata letak skematis dari beberapa bagian sistem.
Ammonia anhydrous harus dikelola secara hati hati karena
uap ammonia dapat membakar dan membunuh.
Simpanan ammonia harus dikelola oleh dealer spesialis, dan karena diperlukan
perhatian yang cukup besar maka biasanya
terdapat beberapa peraturan negara dan regulasi untuk penanganan bahan
tersebut. Pemberian pupuk gas tidak umum dijumpai pada negara sedang berkembang
karena diperlukan infrastruktur yang berat dan aspek keamanan.
1.6. SARANA PUPUK PADA
PERALATAN TANAM
Seperti
telah dibahas pada Bab 13. banyak komponen dari suatu sistem yang digunakan
untuk pemberian pupuk (kecuali mekanisme alat
ukur) yang mirip seperti yang digunakan pada sistem alat tanam. Oleh
sebab itu dimungkinkan untuk menghubungkan sarana pupuk pada mesin penanaman.
Sebagai contoh pada mesin tanam bijian, kotak benih bisa
dibagi menjadi dua bagian, yaitu satu
untuk benih dan satunya lagi untuk pupuk. Dasar tiap kotak dihubungkan dengan
sistem alat ukur benih atau pupuk. Pupuk disalurkan melalui tabung terpisah
(atau kadang dengan tabung yang sama seperti
untuk benih) ke pembuka alur. Penempatan benih biasanva dilaksanakan 2 sampai 3
cm dari pupuk sehingga benih tidak rusak oleh aksi kimia dart pupuk.
Mesin tanam yang memiliki sarana pupuk disebut
alat tanam benih campur pupuk atau planter benih campur pupuk. Mesin kombinasi
tersebut jelas lebih murah dibandingkan harus membeli dua mesin yang terpisah –
satu untuk penanaman dan satu lagi untuk aplikasi pupuk.
1.7. PROSEDUR KALIBRASI
Tanpa memperhatikan jenis peralatan
aplikasi pupuk
yang
digunakan, dalam
hal ini
perlu
untuk menjamin
bahwa
mesin menyalurkan jurniah pupuk yang teiah ditentukan; bila hal
tersebut tidak
tercapai, maka tanaman bisa rusak
(terutatna iika terlalu banyak pupuk yang diberikan).
Proses untuk menjamin hahwa hal tersebut
dapat dicapai adalah dinamakan kalibrasi, dan untuk ditributor pupuk lebar penuh, prosedur yang dilaksanakan adalah
serupa seperti yang digunakan pada alat tanam benih (Bagian.
13.5).
Untuk
distributor pupuk tipe sebar (seperti distributor piringan putar),
haru.s dilaksanakan prosedur
kalibrasi
sebagai berikut :
1). Pemutar dihubungkan pada traktor dan dibuat datar. Kernudian jurnlah pupuk tertentu dimasukkan dalam distributor dan tinggi pupuk diberi tanda.
2). Lubang pintu pemberian diatur sehingga laju pupuk yang
diperlukan per hehtar akan dapat disalurkan.
3). Pemutar
dijalankan pada jarak tempuh pendek (sampai dengan 15 m)
dan diukur lebar sebaran
(W).
4). Jarak gerak maju (L) yang diperlukan
bagi pemutar untuk bergerak, misalnya
untuk mencakup luasan
0.04
ha (400
m2) dengan
lebar W dihitung
sebagai 400/W.
5). Jumlah pupuk yang diperlukan untuk mengisi
kembali hopper sampai batas yang pertama kemudian ditimbang, dan jurnlah
tersebut dikalikan dengan 25 akan mengliasilkan pupuk per bektar.
6). Bandingkan laju terhitung yang diperoleh pada
langkah no. 5 dengan laju terukur yang
diperoleh pada langkah no. 2, dan jika keduanya tidak sama, aturlah bukaan pintu dan ulangi sampai kedua laju tersebut adalah sama. Dengan demikian akan diperoleh alat yang telah dikalibrasi dengan tepat.
diperoleh pada langkah no. 2, dan jika keduanya tidak sama, aturlah bukaan pintu dan ulangi sampai kedua laju tersebut adalah sama. Dengan demikian akan diperoleh alat yang telah dikalibrasi dengan tepat.
1.8. PEMERIKSAAN UMUM DAN PERAWATAN
Pupuk mengandung bahan kimia aktif yang
dapat merusak peralatan jika tidak dilakukan pemeriksaan yang cukup. Beberapa hal penting
yang perlu diperhatikan adalah :
1).
Cucilah penyebar dengan air kapur secara berkala untuk menetralkan asam asam. Cucilah
untuk membuang semua sisa sisa pupuk.
2). Periksa rantai konveyor untuk kelonggaran dan
hubungan yang lemah. Berikan oli berat terhadap
semua bagian yang mempunyai
kemungkinan besar akan berkarat.
3).
Lumasi menurut instruksi yang diberikan pada manual operasi.
4).
Jangan meninggalkan suatu pupuk dalam hopper setelah
penggunaan. Kosongkan dan tutupi hopper dengan tepat.
SOAL
SOAL
1). Mengapa digunakan pupuk dan dalam bentuk apa
pupuk tersebut digunakan ?
2). Jenis pupuk apa yang diterapkan dalam jumlah besar ?
3). Sebutkan
dan jelaskan fungsi dari komponen komponen panting
dari suatu peralatan pemupukan.
4). Bagaimana
anda mengendalikan laju pemberian pupuk pada :
a). Penyebar pupuk kandang.
b). Penyebar piringan putar.
c). Penyebar roda bintang
yang dilengkapi dengan penyebar pupuk ?
5). Sebutkan tujuan dari alat pemukul (beater) dan
penyebar pada penyebar
pupuk kandang.
6). Sebutkan arah gerakan pemukul dalam hubungan
ke tanah pada penyebar roda ?
7). Jelaskan
bagaiman.a sarana pupuk dapat dipasang pada alat penanaman.
8). Bedakan antara penyebar pupuk kandang cair dan
aplikator pupuk anorganik cair.
9). Apa yang dimaksud aplikator pupuk cairan
tekanan rendah ?
10). Jelaskan
bagaimana ammonia anhydrous dapat diterapkan dan sebutkan langkah langkah dan keterbatasan pada penggunaan pupuk tersebut.
11). Jelaskan prosedur untuk kalibrasi penyebar
piringan putar yang digerakkan traktor.
1.2). Penyebar
piringan berputar menghasilkan sebaran 10 m. Berapa jauh
penyebar tersebut harus bergerak
untuk mencakup luasan 0.5 ha ?
0 komentar:
إرسال تعليق