LAPORAN TETAP
PENGANTAR TEKNOLOGI
PERTANIAN
“FIELD TRIP PAGAR ALAM”
OLEH :
FERDY
HIRAWAN
05091002025
JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
INDRALAYA
2010
LAPORAN TETAP PRAKTIKUM
PENGANTAR TEKNOLOGI PERTANIAN
Oleh :
Ferdy Hirawan / 05091002025
Sebagai salah satu syarat untuk
lulus dalam mata kuliah pengantar
teknologi pertanian pada tingkat
semester genap.
Pada
Program Studi Teknologi
Pertanian
Fakultas Pertanian
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
INDRALAYA
2010
LAPORAN TETAP PRAKTIKUM
PENGANTAR TEKNOLOGI PERTANIAN
Oleh :
Ferdy Hirawan / 05091002025
Sebagai salah satu syarat untuk
lulus dalam mata kuliah pengantar teknologi pertanian pada tingkat
semester genap.
Indralaya,
2 Juni 2010
Jurusan Teknologi pertanian
Fakultas pertanian
Universitas Sriwijaya
Koordinator Praktikum Koodinator
Asisten
Prof. Dr. Ir. Amin
Rejo, M.P
Muhammad Zainuddin
196012021986031003
05071006027
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan
Kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat-Nya jualah penulis dapat menyelesaikan
laporan kunjungan lapangan ini dengan baik.
Penulis mengucapkan banyak terima
kasih kepada Bapak Prof. Ir. Amin Rejo, MP dan Dr. Ir. Hersyamsi, M.Agr sebagai
Dosen pembimbing mata kuliah Pengantar Teknologi Pertanian, yang telah
meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran dalam memberikan pengarahan serta
bimbingan selama kunjungan lapangan ini berlangsung. Penulis juga mengucapkan
banyak terima kasih kepada para asisten yang telah membantu para praktikan
dalam menjalankan kunjungan lapangan ini.
Akhirnya penulis berharap semoga
laporan kunjungan lapangan ini dapat berguna bagi kita semua.
Inderalaya, Juni 2010
Ferdy Hirawan
DAFTAR ISI
Kata
Pengantar ..............................................................................................................
2
Daftar
Isi .......................................................................................................................
3
Bab
I. Pendahuluan .......................................................................................................
4
Bab
II. Tinjauan Pustaka
...............................................................................................
6
Bab
III. Metodologi
......................................................................................................
16
Bab
IV. Pembahasan .....................................................................................................
18
Bab
V. Kesimpulan dan Saran
......................................................................................
36
Daftar
Pustaka ..............................................................................................................
37
Lampiran
Gambar
.........................................................................................................
38
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pertanian merupakan sumber dari segala kehidupan
dan bagian dari sejarah
kebudayaan manusia. Pertanian muncul ketika suatu masyarakat mampu untuk
menjaga ketersediaan pangan bagi dirinya sendiri. Pertanian memaksa suatu
kelompok orang untuk menetap dan dengan demikian mendorong kemunculan
peradaban. Terjadi perubahan dalam sistem kepercayaan, pengembangan alat-alat
pendukung kehidupan, dan juga kesenian akibat diadopsinya teknologi pertanian.
Kebudayaan masyarakat yang tergantung pada aspek pertanian diistilahkan sebagai
kebudayaan agraris.
Sebagai bagian
dari kebudayaan
manusia, pertanian telah membawa revolusi yang besar dalam kehidupan manusia
sebelum revolusi industri. Bahkan dapat dikatakan, revolusi pertanian adalah
revolusi kebudayaan pertama yang dialami manusia.
Agak sulit membuat suatu garis sejarah pertanian
dunia, karena setiap bagian dunia memiliki perkembangan penguasaan teknologi
pertanian yang berbeda-beda. Di beberapa bagian Afrika atau Amerika masih
dijumpai masyarakat yang semi-nomaden (setengah pengembara), yang telah mampu
melakukan kegiatan peternakan atau bercocok tanam, namun tetap berpindah-pindah
demi menjaga pasokan pangan. Sementara itu, di Amerika Utara dan Eropa
traktor-traktor besar yang ditangani oleh satu orang telah mampu mendukung
penyediaan pangan ratusan orang.
Indonesia adalah salah satu negara yang mempunyai lahan pertanian yang
sangat luas dan sebagian besar penduduknya hidup dari sektor pertanian. Maka
tidak heran jika pertanian di Indonesia menjadi mata pencaharian banyak orang.
Pertanian tidak terlepas dari teknologi pertanian,
yang akan meningkatkan kualitas dan kuantitas pertanian. Teknologi pertanian
merupakan penerapan prinsip-prinsip matematika dan ilmu pengetahuan alam dalam rangka
pendayagunaan secara ekonomis sumberdaya pertanian dan sumberdaya alam untuk kesejahteraan manusia.
Falsafahnya teknologi pertanian merupakan praktik-empirik yang bersifat
pragmatik finalistik, dilandasi paham mekanistik-vitalistik dengan penekanan
pada objek formal kerekayasaan dalam pembuatan dan penerapan peralatan, bangunan, lingkungan, sistem produksi serta pengolahan dan pengamanan hasil produksi. Objek formal dalam ilmu pertanian budidaya reproduksi berada dalam fokus budidaya, pemeliharaan,
pemungutan hasil dari flora dan fauna, peningkatan mutu hasil panen yang diperoleh, penanganan, pengolahan dan
pengamanan serta pemasaran hasil. Oleh sebab itu, secara luas
cakupan teknologi pertanian meliputi berbagai penerapan
ilmu teknik pada cakupan objek formal dari budidaya sampai
pemasaran.
B. Tujuan
Tujuan
diadakannya kuliah lapangan ini adalah agar mahasiswa dapat terjun langsung
dalam menerapkan teori yang didapatkan pada mata kuliah pengantar teknologi
pertanian dan lebih memahami teknologi pertanian di kehidupan nyata.
BAB
II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kopi
Ketika mendengar kata kopi, yang
ada dibenak kita adalah secangkir minuman hitam panas yang membuat mata terbuka
lebar dan membuka pagi yang cerah. Tetapi tahukah kita darimana asalnya kopi
tersebut dan bagaimana proses pembuatannya?
Kopi adalah
sejenis minuman
yang berasal dari proses pengolahan dan ekstraksi biji tanaman
kopi. Kata kopi sendiri
berasal dari bahasa Arab
qahwah yang berarti kekuatan, karena pada awalnya kopi digunakan sebagai
makanan
berenergi tinggi. Kata qahwah kembali mengalami perubahan menjadi kahveh
yang berasal dari bahasa Turki dan kemudian berubah lagi menjadi koffie dalam
bahasa Belanda.
Penggunaan kata koffie segera diserap ke dalam bahasa Indonesia
menjadi kata kopi yang dikenal saat ini.
Secara umum,
terdapat dua jenis biji kopi, yaitu arabika (kualitas
terbaik) dan robusta. Sejarah mencatat bahwa penemuan kopi
sebagai minuman berkhasiat dan berenergi pertama kali ditemukan oleh Bangsa Etiopia di benua Afrika sekitar 3000
tahun (1000 SM)
yang lalu. Kopi kemudian terus berkembang hingga saat ini menjadi salah satu
minuman paling populer di dunia yang dikonsumsi oleh berbagai kalangan
masyarakat. Indonesia sendiri telah mampu memproduksi lebih dari 400 ribu ton
kopi per tahunnya.
Di samping rasa dan aromanya yang menarik, kopi juga dapat menurunkan risiko
terkena penyakit kanker,
diabetes, batu empedu,
dan berbagai penyakit jantung (kardiovaskuler).
Era penemuan
biji kopi dimulai sekitar tahun 800 SM. Pada saat itu, banyak orang di Benua Afrika, terutama
bangsa Etiopia,
yang mengonsumsi biji kopi yang dicampurkan dengan lemak hewan dan anggur untuk
memenuhi kebutuhan protein dan energi tubuh. Penemuan kopi sendiri terjadi secara tidak
sengaja ketika penggembala bernama Khalid mengamati kawanan kambing
gembalaannya yang tetap terjaga bahkan setelah matahari
terbenam setelah memakan sejenis beri-berian. Ia pun mencoba memasak dan memakannya. Kebiasaan ini kemudian terus
berkembang dan menyebar ke berbagai negara di Afrika, namun
metode penyajiannya masih menggunkan metode konvensional. Barulah beberapa
ratus tahun kemudian biji kopi ini dibawa melewati Laut Merah
dan tiba di Arab
dengan metode penyajian yang lebih maju.
Bangsa Arab yang memiliki
peradaban yang lebih maju daripada bangsa Afrika saat itu, tidak hanya memasak
biji kopi, tetapi juga direbus untuk diambil sarinya. Pada abad ke-13, umat Muslim banyak
mengkonsumsi minuman kopi ini agar para pemuja tetap terjaga. Kepopuleran kopi
pun turut meningkat seiring dengan penyebaran agama Islam pada saat itu
hingga mencapai daerah Afrika Utara, Mediterania,
dan India.
Pada masa ini,
belum ada budidaya tanaman kopi di luar daerah Arab karena bangsa Arab selalu
mengekspor biji kopi yang infertil (tidak subur) dengan
cara memasak dan mengeringkannya terlebih dahulu. Hal ini menyebabkan budidaya tanaman kopi
tidak memungkinkan. Barulah pada tahun 1600-an, seorang
peziarah India
bernama Baba Budan berhasil membawa
biji kopi fertil keluar dari Mekah dan menumbuhkannya di berbagai daerah di luar Arab.
Dari sekian
banyak jenis biji kopi yang dijual di pasaran, hanya terdapat 2 jenis varietas
utama, yaitu kopi arabika
(Coffea arabica) dan robusta (Coffea
robusta).
Masing-masing jenis kopi ini memiliki keunikannya masing-masing dan pasarnya
sendiri.
Kopi arabika
merupakan tipe kopi tradisional dengan cita rasa terbaik. Sebagian besar kopi
yang ada dibuat dengan menggunakan biji kopi jenis ini. Kopi ini berasal dari Etiopia dan
sekarang telah dibudidayakan di berbagai belahan dunia, mulai dari Amerika
Latin, Afrika
Tengah, Afrika Timur, India,
dan Indonesia.
Secara umum, kopi ini tumbuh di negara-negara beriklim tropis atau subtropis.
Kopi arabika tumbuh pada ketinggian 600-2000 m di atas permukaan laut. Tanaman
ini dapat tumbuh hingga 3 meter bila kondisi lingkungannya baik. Suhu tumbuh
optimalnya adalah 18-26 oC. Biji kopi yang dihasilkan berukuran
cukup kecil dan berwarna hijau hingga merah gelap.
Kopi robusta pertama kali ditemukan di Kongo pada tahun 1898. Kopi robusta
dapat dikatakan sebagai kopi kelas 2, karena rasanya yang lebih pahit, sedikit
asam, dan mengandung kafein dalam kadar yang jauh lebih banyak. Selain itu, cakupan
daerah tumbuh kopi robusta lebih luas daripada kopi arabika yang harus
ditumbuhkan pada ketinggian tertentu.
Kopi robusta dapat ditumbuhkan dengan ketinggian 800 m di atas permukaan
laut. Selain itu, kopi jenis ini lebih resisten terhadap serangan hama dan penyakit. Hal
ini menjadikan kopi robusta lebih murah. Kopi robusta banyak ditumbuhkan di Afrika Barat,
Afrika Tengah, Asia Tenggara, dan Amerika
Selatan.
Jenis kopi yang lain merupakan turunan atau subvarietas dari kopi arabika dan robusta. Biasanya
disetiap daerah penghasil kopi memiliki keunikannya masing-masing dan
menjadikannya sebagai suatu subvarietas. Salah satu jenis kopi lain yang
terkenal adalah kopi luwak asli Indonesia.
Kopi luwak
merupakan kopi dengan harga jual tertinggi di dunia. Proses terbentuknya dan
rasanya yang sangat unik menjadi alasan utama tingginya harga jual kopi jenis
ini.Pada dasarnya, kopi ini merupakan kopi jenis arabika. Biji kopi ini
kemudian dimakan oleh luwak atau sejenis musang. Akan
tetapi, tidak semua bagian biji kopi ini dapat dicerna oleh hewan ini. Bagian dalam biji ini kemudian
akan keluar bersama kotorannya. Karena telah bertahan lama di dalam saluran
pencernaan luwak, biji kopi ini telah mengalami fermentasi
singkat oleh bakteri
alami di dalam perutnya yang memberikan cita rasa tambahan yang unik.
Minuman kopi
yang ada saat ini sangatlah beragam jenisnya. Masing-masing jenis kopi yang ada
memiliki proses penyajian dan pengolahan yang unik. Berikut ini adalah beberapa
contoh minuman kopi yang umum dijumpai: Kopi hitam, merupakan hasil
ektraksi langsung dari perebusan biji kopi yang disajikan tanpa penambahan perisa apapun.
- Espresso, merupakan kopi yang dibuat dengan
mengekstraksi biji kopi menggunakan uap panas pada tekanan tinggi.
- Latte (coffee latte), merupakan sejenis kopi espresso
yang ditambahkan susu dengan rasio antara susu dan kopi 3:1.
- Café
au lait, serupa dengan caffe latte
tetapi menggunakan campuran kopi hitam.
- Caffè macchiato, merupakan kopi espresso yang
ditambahkan susu dengan rasio antara kopi dan susu 4:1.
- Cappuccino, merupakan kopi dengan penambahan susu,
krim, dan serpihan cokelat.
- Dry cappuccino, merupakan cappuccino dengan sedikit krim dan tanpa susu.
- Frappé, merupakan espresso yang disajikan dingin.
- Kopi instan, berasal dari biji kopi yang
dikeringkan dan digranulasi.
- Kopi irlandia (irish
coffee), merupakan kopi yang dicampur dengan wiski.
- Kopi tubruk, kopi asli Indonesia
yang dibuat dengan memasak biji kopi bersama dengan gula.
- Melya, sejenis kopi dengan
penambahan bubuk cokelat dan madu.
- Kopi moka, serupa dengan cappuccino dan latte,
tetapi dengan penambahan sirup cokelat.
- Oleng, kopi khas Thailand
yang dimasak dengan jagung, kacang
kedelai, dan wijen.
Pembuatan
minuman kopi
Kopi akan menjalani serangkaian
proses pengolahan yang panjang dari biji kopi untuk menjadi minuman kopi.
Berbagai metode pengolahan biji kopi telah dicoba untuk menghasilkan minuman
kopi terbaik. Dalam hal ini, proses penanaman juga turut berperan dalam
menciptakan cita rasa kopi yang baik.
Pemanenan dan pemisahan cangkang
Tanaman kopi
selalu berdaun hijau
sepanjang tahun dan berbunga putih. Bunga ini kemudian akan menghasilkan buah yang mirip dengan ceri terbungkus dengan cangkang yang keras. Hasil dari
pembuahan di bunga inilah yang disebut dengan biji kopi. Pemanenan
biji kopi biasanya dilakukan secara manual dengan tangan. Pada tahap
selanjutnya, biji kopi yang telah dipanen ini akan dipisahkan cangkangnya.
Terdapat dua
metode yang umum dipakai, yaitu dengan pengeringan dan penggilingan dengan mesin. Pada kondisi
daerah yang kering biasanya digunakan metode
pengeringan langsung di bawah sinar matahari. Setelah kering maka cangkang biji kopi akan lebih
mudah untuk dilepaskan. Di Indonesia, biji kopi dikeringkan hingga kadar air tersisa hanya 30-35%. Metode lainnya adalah dengan
menggunkan mesin.
Sebelum digiling, biji kopi biasanya dicuci terlebih dahulu. Saat digiling
dalam mesin, biji kopi juga mengalami fermentasi
singkat. Metode penggilingan ini cenderung memberikan hasil yang lebih baik
dari pada metode pengeringan langsung.
Pemanggangan
Setelah
dipisahkan dari cangkangnya, biji kopi telah siap untuk masuk ke dalam proses
pemanggangan. Proses ini secara langsung dapat meningatkan cita rasa dan warna dari biji kopi.
Secara fisik, perubahan biji kopi terlihat dari pengeringan biji dan penurunan
bobot secara keseluruhan. Pori-pori di sekeliling
permukaan biji pun akan terlihat lebih jelas. Warna cokelat dari biji
kopi juga akan terlihat memekat.
Penggilingan
Pada tahap
selanjutnya, biji kopi yang telah kering digiling untuk memperbesar luas
permukaan biji kopi. Dengan
bertambah luasnya permukaan maka ekstraksi
akan menjadi lebih efisien dan cepat. Penggilingan yang baik akan menghasilkan rasa, aroma, dan penampilan
yang baik. Hasil penggilingan ini harus segera dimasukkan dalam wadah kedap udara agar tidak terjadi
perubahan cita rasa kopi.
Seni perebusan
Perebusan merupakan langkah akhir dari pengolahan biji kopi hingga siap dikonsumsi. Untuk menciptakan minuman kopi yang bercita rasa tinggi, perebusan biji kopi harus dilakukan dengan baik dan sempurna. Terdapat banyak variabel dalam perebusan biji kopi, antara lain komposisi biji kopi dan air, ukuran partikel, suhu air yang dipakai, metode, dan waktu perebusan.
Kesalahan kecil dalam perebusan
kopi dapat menyebabkan penurunan cita rasa. Sebagai contoh, perebusan yang
terlalu lama biasanya akan menimbulkan rasa kopi yang terlalu pahit. Oleh karena itu, bukanlah hal
yang mudah untuk menyajikan kopi yang baik.
2.2. Teh
Teh adalah minuman yang
mengandung kafein,
sebuah infusi yang dibuat dengan cara
menyeduh daun, pucuk
daun, atau tangkai daun yang dikeringkan dari tanaman Camellia
sinensis dengan air panas. Teh yang berasal dari tanaman teh dibagi
menjadi 4 kelompok: teh hitam, teh
oolong, teh
hijau, dan teh putih.
Istilah
"teh" juga digunakan untuk minuman yang dibuat dari buah,
rempah-rempah atau tanaman obat lain yang diseduh, misalnya, teh rosehip, camomile, krisan dan Jiaogulan. Teh yang tidak
mengandung daun teh disebut teh herbal.
Teh merupakan
sumber alami kafein, teofilin dan antioksidan
dengan kadar lemak, karbohidrat atau protein mendekati
nol persen. Teh bila diminum terasa sedikit pahit yang merupakan kenikmatan
tersendiri dari teh.
Teh bunga
dengan campuran kuncup bunga melati yang disebut teh melati atau teh wangi
melati merupakan jenis teh yang paling populer di Indonesia. Konsumsi teh di
Indonesia sebesar 0,8 kilogram per kapita per tahun masih jauh di bawah
negara-negara lain di dunia, walaupun Indonesia merupakan negara penghasil teh
terbesar nomor lima di dunia.
Teh
dikelompokan berdasarkan cara pengolahan. Daun teh (Camellia sinensis) segera layu dan mengalami oksidasi kalau
tidak segera dikeringkan setelah dipetik. Proses pengeringan membuat daun
menjadi berwarna gelap, karena terjadi pemecahan klorofil dan
terlepasnya unsur tanin. Proses selanjutnya berupa
pemanasan basah dengan uap panas agar kandungan air pada daun menguap dan
proses oksidasi bisa dihentikan pada tahap yang sudah ditentukan.
Pengolahan daun
teh sering disebut sebagai "fermentasi" walaupun sebenarnya
penggunaan istilah ini tidak tepat. Pemrosesan teh tidak menggunakan ragi dan tidak ada etanol yang
dihasilkan seperti layaknya proses fermentasi
yang sebenarnya. Pengolahan teh yang tidak benar memang bisa menyebabkan teh
ditumbuhi jamur
yang mengakibatkan terjadinya proses fermentasi. Teh yang sudah mengalami
fermentasi dengan jamur harus dibuang, karena mengandung unsur racun dan unsur
bersifat karsinogenik.
Pengelompokan teh berdasarkan
tingkat oksidasi:
Teh yang dibuat dari pucuk daun yang tidak mengalami proses oksidasi
dan sewaktu belum dipetik dilindungi dari sinar matahari untuk menghalangi
pembentukan klorofil. Teh putih diproduksi dalam jumlah lebih sedikit
dibandingkan teh jenis lain sehingga harga menjadi lebih mahal. Teh putih
kurang terkenal di luar Tiongkok, walaupun secara perlahan-lahan teh putih
dalam kemasan teh celup juga mulai populer.
- Teh hijau
Daun teh yang dijadikan teh hijau biasanya langsung diproses setelah
dipetik. Setelah daun mengalami oksidasi dalam jumlah minimal, proses oksidasi
dihentikan dengan pemanasan (cara tradisional Jepang dengan menggunakan uap
atau cara tradisional Tiongkok dengan menggongseng di atas wajan panas). Teh
yang sudah dikeringkan bisa dijual dalam bentuk lembaran daun teh atau digulung
rapat berbentuk seperti bola-bola kecil (teh yang disebut gun powder).
Proses oksidasi dihentikan di tengah-tengah antara teh hijau dan teh
hitam yang biasanya memakan waktu 2-3 hari.
- Teh hitam atau teh merah
Daun teh dibiarkan teroksidasi secara penuh sekitar 2 minggu hingga 1
bulan. Teh hitam merupakan jenis teh yang paling umum di Asia Selatan (India,
Sri Langka, Bangladesh) dan sebagian besar negara-negara di Afrika seperti:
Kenya, Burundi, Rwanda, Malawi dan Zimbabwe. Terjemahan harafiah dari aksara hanzi
untuk teh dalam bahasa Jepang adalah "teh merah" karena air teh
sebenarnya berwarna merah. Orang Barat menyebutnya sebagai "teh
hitam" karena daun teh berwarna hitam.
Di Afrika Selatan, "teh merah" adalah sebutan untuk teh rooibos yang
termasuk golongan teh herbal. Teh hitam masih dibagi menjadi 2 jenis: Ortodoks
(teh diolah dengan metode pengolahan tradisional) atau CTC (metode produksi teh
Crush, Tear, Curl yang
berkembang sejak tahun 1932). Teh hitam yang belum diramu (unblended)
dikelompokkan berdasarkan asal perkebunan, tahun produksi, dan periode
pemetikan (awal musim semi, pemetikan kedua, atau musim gugur). Teh jenis
Ortodoks dan CTS masih dibagi-bagi lagi menurut kualitas daun pasca produksi
sesuai standar Orange Pekoe.
- Pu-erh (Póu léi dalam bahasa Kantonis)
Teh pu-erh terdiri dari dua jenis: "mentah" dan
"matang." Teh pu-erh yang masih "mentah" bisa langsung
digunakan untuk dibuat teh atau disimpan beberapa waktu hingga
"matang". Selama penyimpanan, teh pu-erh mengalami oksidasi
mikrobiologi tahap kedua. Teh pu-erh "matang" dibuat dari daun teh
yang mengalami oksidasi secara artifisial supaya menyerupai rasa teh pu-erh
"mentah" yang telah lama disimpan dan mengalami proses penuaan alami.
Teh pu-erh "matang" dibuat dengan mengontrol kelembaban dan
temperatur daun teh mirip dengan proses pengomposan. Teh
pu-erh biasanya dijual dalam bentuk padat setelah dipres menjadi seperti batu
bata, piring kecil atau mangkuk. Teh pu-erh dipres agar proses oksidasi tahap
kedua bisa berjalan, karena teh pu-erh yang tidak dipres tidak akan mengalami
proses pematangan. Semakin lama disimpan, aroma teh pu-erh menjadi semakin
enak. Teh pu-erh yang masih "mentah" kadang-kadang disimpan sampai 30
tahun bahkan 50 tahun supaya matang. Pakar bidang teh dan penggemar teh belum
menemui kesepakatan soal lama penyimpanan yang dianggap optimal. Penyimpanan
selama 10 hingga 15 tahun sering dianggap cukup, walaupun teh pu-erh bisa saja
diminum setelah disimpan kurang dari setahun. Minuman teh pu-erh dibuat dengan
merebus daun teh pu-erh di dalam air mendidih seringkali hingga lima menit.
Orang Tibet
mempunyai kebiasaan minum teh pu-erh yang dicampur dengan mentega dari lemak yak, gula dan garam.
Sebutan untuk teh berkualitas tinggi yang disajikan di istana kaisar
atau teh yang berasal dari daun teh yang diolah seperti teh hijau tapi dengan
proses pengeringan yang lebih lambat.
Teh kualitas rendah dari campuran tangkai daun dan daun teh yang sudah
tua hasil pemetikan kedua, dan digongseng di atas wajan.
Teh hijau bercampur berondong dari beras yang belum disosoh, beraroma
harum dan sangat populer di Jepang.
- Teh bunga
Teh hijau atau teh hitam yang diproses atau dicampur dengan bunga. Teh
bunga yang paling populer adalah teh melati (Heung Pín dalam bahasa Kantonis,
Hua Chá dalam bahasa Tionghoa) yang merupakan campuran teh hijau atau teh
oolong yang dicampur bunga melati. Bunga-bunga lain yang sering dijadikan
campuran teh adalah mawar,
seroja, leci dan seruni.
2.3. Pengolahan lahan
Lahan yang baru dibuka atau lahan yang akan digunakan diolah terlebih
dahulu. Pengolahan lahan adalah setiap manipulasi mekanis terhadap tanah yang
diperlukan untuk menciptakan keadaan tanah yang baik bagi pertumbuhan tanaman
atau menciptakan keadaan tanah olah yang siap tanam. Pengolahan tanah juga
merupakan semua pekerjaan pendahuluan
sebelum tanam untuk membuat tanah dalam keadaan yang sebaik-baiknya guna
pertumbuhan perakaran sampai dengan keadaan siap ditanami.
Pengolahan tanah bertujuan menyediakan
lahan agar siap bagi kehidupan tanaman dengan meningkatkan kondisi fisik tanah.
Karena tanah merupakan faktor lingkungan yang mempunyai hubungan timbal
balik dengan tanaman yang tumbuh padanya.
Pelaksanaan pengolahan tanah pada prinsipnya
adalah tindakan pembalikan, pemotongan, penghancuran, dan perataan tanah. Struktur tanah yang semula padat diubah
menjadi gembur, sehingga sesuai bagi perkecambahan benih dan perkembangan akar
tanaman. Bagi lahan basah sasaran yang ingin dicapai adalah lumpur halus, yang
sesuai bagi perkecambahan benih dan perkembangan akar tanaman. Alat pengolahan
tanah mulai yang tradisional sampai modern (mekanisasi).
Tujuan
utama pengolahan tanah adalah menyediakan media tumbuh yang baik untuk
kelangsungan hidup tanaman. Disamping itu juga pengolahan tanah dapat membantu
memperbaiki drainase agar air mudah dialirkan, mengeluarkan racun dalam tanah
dengan cara membalik tanah sehingga terjadi penguapan dan membunuh atau
memotong siklus hidup gulma. Agar pengolahan tanah dapat memenuhi hal tersebut,
perlu diperhatikan beberapa hal sebelum kita mengolah tanah.
1. Metode Pengolahan Tanah
Terdapat
beberapa metode yang dapat dipergunakan untuk melakukan pengolahan tanah.
Metode-metode tersebut adalah :
a. Metode Pengolahan Tanah Konvensional
Metode ini adalah merupakan metode pengolahan tanah yang meliputi
pengolahan tanah pertama (pembajakan) dan pengolahan tanah kedua (penggaruan). Tujuannya adalah untuk mempersiapkan
tempat tumbuh tanaman yang ideal pada suatu lahan pertanian. Metode ini
biasanya juga diartikan sebagai program pengolahan tanah secara maksimum.
Pengolahan tanah secara konvensional terdiri dari operasi-operasi sebegai
berikut :
- Pembajakan
- Penggaruan (satu kali atau dua kali)
- Penyiangan (satu kali atau dua kali)
- Penanaman atau pemupukan
- Penyemprotan dengan bahan herbisida
b. Metode Pengolahan Konservasi
Metode ini adalah metode pengolahan tanah yang bertujuan untuk
mengurangi terjadinya kehilangan tanah atau air pada lahan yang akan ditanami.
Metode ini merupaka metode yang baru dikenal, operasi-operasinya sama dengan
metode konvensial, hanya saja masalah konservasi (pengawetan) tanah lebih
diutamakan utuk ditanggulangi dengan jalan mengatur cara pengoperasian alat.
c. Metode Pengolahan Tanah Minimum
Pengolahan tanah minimum (Minimum
Tillage) adalah pengolahan tanah yang dilakukan secara terbatas atau
seperlunya tanpa melakukan pengolahan tanah pada seluruh areal lahan. Manfaat :
- Mencegah kerusakan tanah oleh erosi
dan aliran pemukaan
- Mengamankan dan memelihara
produktifitas tanah agar tercapai suatu
produksi yang
setinggi-tingginya dalam waktu yang tidak terbatas.
- Meningkatkan produksi lahan
usahatani.
- Menghemat biaya pengolahan tanah,
waktu dan tenaga kerja.
d. Metode
Tanpa pengolahan
Metode ini lebih dikenal dengan
istilah non-tillage, adalah merupakan suatu cara pengolahan tanah, diamana
tidak dilakukan pembajakan pada tanah semenjak awal penanaman. Benih ditanam
dalam satu kali operasi alat dan selama pertumbuhan hingga pemanenan, tidak
dilakukan pengolahan tanah.
Pembuatan bedengan atau alur pada pengolahan
tanah bertujuan sebagai tempat tumbuh tanaman dan mengatur jalannya air. Dengan
bedengan jumlah tanaman bisa dikontrol dan pemeliharaan lebih mudah. Kemiringan
lahan perlu dijadikan acuan dalam menentukan arah bedengan, hal ini bertujuan
agar drainase bisa lancar. Alat untuk membuat bedengan berupa kair atau pada
umumnya dilakukan secara manual (mengunakan cangkul, lempak dll). Setelah
memperhatikan faktor-faktor sebelum pengolahan tanah dan menentukan perlakuan
apa yang cocok untuk lahan dan tanaman, ada satu hal yang sangat penting
dipertimbangkan, yaitu biaya.
Biaya pengolahan tanah bisa mencapai 20 %
sampai 50 % dari biaya pemeliharaan. Pengolahan tanah yang sempurna tentu lebih
menguntungkan bagi pertumbuhan tanaman. Tetapi jangan sampai penambahan
perlakuan pengolahan tanah menjadikan biaya produksi melambung.
BAB
III
METODOLOGI
3.1 Tempat dan Waktu
Adapun waktu diadakannya kunjungan lapangan (fieldtrip) ini
adalah tanggal 27-29 Mei 2010 di Kota
Pagar Alam. Rincian tempat yang dikunjungi yaitu sebagai berikut.
- Penyangraian kopi Pak Endi dan
pengeringan kopi Pak Alfian di Jarai, tanggal 28 Mei 2010 pukul 08.00-11.30
WIB.
- Pengolahan Lahan Pak Arno di desa
Tanjung Agung, tanggal 28 Mei 2010 pukul 12.30-16.00 WIB.
- Pabrik teh PTPN VII ( PT Perkebunan Nusantara VII ), tanggal 29 Mei 2010 pukul 08.00-10.30 WIB.
3.2 Alat
- Alat yang digunakan pada penyangraian kopi adalah mesin penyangrai
kopi dan alat pengeringan kopi digunakan mesin pengering kopi.
- Alat yang digunakan pada pengolahan lahan adalah traktor tangan.
- Alat yang digunakan pada pengolaha teh adalah mesin-mesin
pengolahan teh di PTPN VII.
3.3
Cara Kerja
Cara kerja pengolahan lahan yaitu
tiap-tiap praktikan harus mengoperasikan traktor dan menjalankannya dengan pola
pengolahan lahan yang dikehendaki. Cara mengoperasikan traktor tangan yaitu
sebagai berikut.
1.
Hal yang pertama dilakukan yaitu tuas
kopling utama diposisikan “OFF” atau “rem”, sehingga traktor tidak berjalan
pada saat dihidupkan
2.
Untuk keamanan, semua tuas
persneleng pada posisi netral.
3.
Buka kran bahan bakar, sehingga
terjadi aliran bahan bakar ke ruang pembakaran
4.
Gas dibesarkan pada posisi
“start”, sehingga ada aliran bahan bakar (solar) yang cukup banyak di ruang
pembakaran.
5.
Tuas dekompresi ditarik dengan
tangan kiri, untuk menghilangkan tekanan di ruang pembakaran pada saat engkol
diputar.
6.
Engkol dimasukkan ke poros engkol,
lalu putar engkol searah jarum jam beberapa kali, agar oli pelumas dapat
mengalir ke atas melumasi bagian-bagian traktor.
7.
Percepat putaran engkol, sehingga
akan menghasilkan cukup tenaga untuk menghidupkan motor.
8.
Lepaskan tuas dekompresi, untuk
menghasilkan tekanan, sementara engkol masih tetap diputar sampai motor hidup.
9.
Setelah motor hidup, engkol akan
terlepas sendiri dari poros engkol. Hal ini disebabkan bentuk pengait engkol
yang miring.
10.
Geser posisi tuas gas pada posisi
“idle” atau stasioner.
11.
Hidupkan motor tanpa beban kurang
lebih selama 2-3 menit, agar proses pelumasan dapat berjalan dengan baik.
12.
Traktor siap untuk dioperasikan.
BAB
IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Pengolahan kopi
Pada kunjungan lapangan ini,
kami mengunjungi dua tempat pengolahan kopi, yaitu penyangraian kopi Pak Endi
dan pengeringan kopi Pak Alfian. Di tempat penyangraian kopi Pak Endi, kami
melihat proses penyangraian kopi menggunakan alat penyangrai kopi. Alat
tersebut berbentuk drum yang berputar. Tenaga pemutarnya menggunakan mesin yang
menggunakan bahan bakar solar. Dibawah drum tersebut ada api yang kecil. Tujuan
api tersebut kecil adalah agar kopi yang disangrai masak di kulit dan juga
bagian dalamnya. Jika api yang digunakan besar, maka kopi yang disangrai hanya
akan masak dibagian kulitnya saja, sedangkan bagian dalamnya tidak.
Proses awal yang harus dilakukan sebelum penyangraian, yaitu kopi
dicuci dan ditiriskan selama 12 jam. Setelah ditiriskan, kopi tersebut
dimasukkan ke penggorengan. Lama proses penggorengan atau penyangraian ini
adalah 3 jam. Setelah 3 jam, kopi tersebut dimasukkankedalam bak khusus yang terbuat
dari kayu. Pada aat dikeluarkan, mengepul asap putih dari kopi tersebut.
Setelah berada didalam bak, kopi segera diaduk menggunakan pengaduk. Tujuan
pengadukan ini adalah agar kopi tidak gosong. Kalau tidak diaduk, maka kopi
akan gosong dan mengurangi mutu kopi tersebut.
Setelah dingin, kopi tersebut akan
mengalami penggilingan. Penggiliningan kopi harus menunggu kopi dingin terlebih
dahulu. Ini disebabkan karena jika kopi yang kita giling masih panas, maka kopi
tersebut akan menggumpal dan mengurangi kualitas kopi.
Alat ini dapat memproses kopi
sebanyak 200 kg setiap harinya. Alat penyangrai kopi ini dapat diigunakan
selama 3-4 tahun, sesuai dengan penggunaan alat tersebut.
Beralih ke pemasaran dan penjualan produk. Penjualan kopi dari alat
penyangrai yang dimiliki oleh Pak Endi telah mencapai Bengkulu dan Yogyakarta.
Harga bahan baku, yaitu biji kopi yang Pak Endi beli dari petani kopi adalah Rp.13.000,-/kg.
Sedangkan ketika setelah digiling, harganya mencapai Rp.30.000,-/kg.
4.2. Pengolahan lahan
Pengolahan lahan dilakukan di Desa Tanjung Agung, Kabupaten Lahat. Sawah
yang diolah dilakukan di sawah milik Pak Arno. Alat yang digunakan yaitu
traktor tangan beserta bajaknya. Pada pengolahan ini, semua praktikan harus
mampu mengoperasikan traktor dan menjalankannya. Sebagian praktikan telah mampu
menggunakan traktor tangan tersebut, dan ada juga yang masih belum sepenuhnya
menguasai cara menjalankan traktor.
Sawah tersebut dipersiapkan untuk menanam padi.
Adapun cara membudidayakan
padi adalah :
Dalam usaha
mempertahankan kelangsungan hidupnya, manusia berusaha, memenuhi kebutuhan
primer yaitu makanan. Dalam sejarah hidup manusia dari tahun ketahun mengalami
perubahan yang diikuti pula oleh perubahan kebutuhan bahan makanan pokok. Hal
ini dibuktikan dibeberapa daerah yang semula makanan pokoknya ketela, sagu,
jagung akhimya beralih makan nasi.
Nasi merupakan
salah satu bahan makanan pokok yang mudah diolah, mudah disajikan, enak dan
nilai energi yang terkandung didalamnya cukup tinggi sehingga berpengaruh besar
terhadap kesehatan.
Sejarah tanaman padi
Padi termasuk
genus Oryza L yang meliputi lebih kurang 25 spesies, tersebar didaerah
tropik dan daerah sub tropik seperti Asia, Afrika, Amerika dan Australia.
Menurut Chevalier dan Neguier padi berasal dari dua benua Oryza fatua
Koenig dan Oryza sativa L berasal dari benua Asia, sedangkan
jenis padi lainya yaitu Oryza stapfii Roschev dan Oryza glaberima
Steund berasal dari Afrika barat.
Padi yang ada
sekarang ini merupakan persilangan antara Oryza officinalis dan Oryza
sativa f spontania. Di Indonesia pada mulanya tanaman padi diusahakan
didaerah tanah kering dengan sistim ladang, akhirnya orang berusaha memantapkan
basil usahanya dengan cara mengairi daerah yang curah hujannya kurang. Tanaman
padi yang dapat tumbuh dengan baik didaerah tropis ialah Indica,
sedangkan Japonica banyak diusakan didaerah sub tropika.
Padi merupakan
bahan makanan yang menghasilkan beras. Bahan makanan ini merupakan makanan
pokok bagi sebagian besar penduduk Indonesia. Meskipun padi dapat digantikan
oleh makanan lainnya, namun padi memiliki nilai tersendiri bagi orang yang
biasa makan nasi dan tidak dapat dengan mudah digantikan oleh bahan makanan
yang lain.
Padi adalah
salah satu bahan makanan yang mengandung gizi dan penguat yang cukup bagi tubuh
manusia, sebab didalamnya terkandung bahan yang mudah diubah menjadi energi.
Oleh karena itu padi disebut juga makanan energi.
Menurut Collin
Clark Papanek, nilai gizi yang diperlukan oleh setiap orang dewasa adalah 1821
calori yang apabila disetarakan dengan beras maka setiap hari diperlukan beras
sebanyak 0,88 kg. Beras mengandung berbagai zat makanan antara lain:
karbohidrat, protein, lemak, serat kasar, abu dan vitamin. Disamping itu beras
mengandung beberapa unsur mineral antara lain: kalsium, magnesium, sodium,
fosphor dan lain sebagainya.
Syarat tumbuh
Tanaman padi dapat hidup baik
didaerah yang berhawa panas dan banyak mengandung uap air. Curah hujan yang
baik rata-rata 200 mm per bulan atau lebih, dengan distribusi selama 4 bulan,
curah hujan yang dikehendaki per tahun sekitar 1500 -2000 mm. Suhu yang baik
untuk pertumbuhan tanaman padi 23 °C. Tinggi tempat yang cocok untuk tanaman
padi berkisar antara 0 -1500 m dpl.
Tanah yang baik untuk pertumbuhan tanaman padi
adalah tanah sawah yang kandungan fraksi pasir, debu dan lempung dalam
perbandingan tertentu dengan diperlukan air dalam jurnlah yang cukup. Padi
dapat tumbuh dengan baik pada tanah yang ketebalan lapisan atasnya antara 18
-22 cm dengan pH antara 4 -7.
Bercocok tanam padi
Padi dibudidayakan
dengan tujuan mendapatkan hasil yang setinggi-tinginya dengan kualitas sebaik
mungkin, untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan harapan maka, tanaman yang
akan ditanam harus sehat dan subur. Tanaman yang sehat ialah tanaman yang tidak
terserang oleh hama dan penyakit, tidak mengalami defisiensi hara, baik unsur
hara yang diperlukan dalam jumlah besar maupun dalam jumlah kecil. Sedangkan
tanaman subur ialah tanaman yang pertumbuhan clan perkembangannya tidak
terhambat, entah oleh kondisi biji atau kondisi lingkungan.
Padi sawah
Teknik bercocok
tanam yang baik sangat diperlukan untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan
harapan. Hal ini harus dimulai dari awal, yaitu sejak dilakukan persemaian
sampai tanaman itu bisa dipanen. Dalam proses pertumbuhan tanaman hingga
berbuah ini harus dipelihara yang baik, terutama harus diusahakan agar tanaman
terhindar dari serangan hama dan penyakit yang sering kali menurunkan produksi.
1. Persemaian
Membuat persemaian merupakan
langkah awal bertanam padi. Pembuatan persemaian memerlukan suatu persiapan
yang sebaik-baiknya, sebab benih di persemaian ini akan menentukan pertumbuhan
padi di sawah, oleh karena itu persemian harus benar-benar mendapat perhatian,
agar harapan untuk mendapatkan bibit padi yang sehat dan subur dapat tercapai.
a.
|
Penggunaan benih
- Benih unggul - Bersertifikat - Kebutuhan benih 25 -30 kg / ha |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
b.
|
Persiapan lahan untuk persemaian
- Tanah harus subur - Cahaya matahari - Pengairan - Pengawasan |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
c.
|
Pengolahan tanah
calon persemaian
- Persemaian kering - Persemaian basah - Persemaian sistem dapog
Persemaian Kering
Persemaian kering biasanya dilakukan pada tanah-tanah remah, banyak terdapat didaerah sawah tadah hujan. Persemaian tanah kering harus dilakukan dengan baik yaitu :
Areal persemaian yang
tanahnya sempit dapat dikerjakan dengan cangkul, yang pada dasarnya
pengolahan tanah ini bertujuan untuk memperbaiki struktur tanah, agar tanah
menjadi gembur.
Ukuran bedengan
persemaian :
Diantara kedua
bedengan yang berdekatan selokan, dengan ukuran lebar 30-40 cm. Pembuatan
selokan ini dimaksud untuk mempermudah :
Persemaian diupayakan
lebih dari 1/25 luas sawah yang akan ditanami, penggunaan benih pada
persemaian kering lebih banyak dari persemaian basah.
Persemaian
Basah
Perbedaan antara persemaian kering dan basah terletak pada penggunaan air. Persemaian basah, sejak awal pengolahan tanah telah membutuhkan genangan air. Fungsi genangan air: - Air akan melunakan tanah - Air dapat mematikan tanaman pengganggu ( rumput ) - Air dapat dipergunakan untuk memberantas serangga pernsak bibit Tanah yang telah cukup memperoleh genangan air akan menjadi lunak, tanah yang sudah lunak ini diolah dengan bajak dan garu masing-masing 2 kali. Namun sebelum pengolahan tanah harus dilakukan perbaikan pematang terlebih dahulu, kemudian petak sawah dibagi menurut keperluan. Luas persemaian yang digunakan 1/20 dari areal pertanaman yang akan ditanami.
Sistem
Dapog
Di
Filipina telah dikenal cara penyemaian dengan sistem dapog, sistem tersebut
di Kabupaten Bantul telah dipraktekan di Desa Pendowoharjo, Sewon.
Cara penyemaian dengan sistem dapog :
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
d.
|
Penaburan benih
Perlakuan sebagai upaya persiapan Benih terlebih dahulu direndam dalam air dengan maksud :
Lama perendaman benih
Benih direndam dalam air selama 24 jam, kemudian diperam ( sebelumnya ditiriskan atau dietus )
Lamanya pemeraman
Benih diperam selama 48 jam, agar didalam pemeraman tersebut benih berkecambah.
Pelaksanaan menebar
benih
Hal- hal yang hams diperhatikan dalam menebar benih adalah : - Benih telah berkecambah dengan panjang kurang lebih 1 mm - Benih tersebar rata - Kerapatan benih harus sama |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
e.
|
Pemeliharaan persemaian
|
Kembali mengenai
traktor, pengolahan lahan kali ini menggunakan traktor tangan yang telah
dipasang bajak.
Kapasitas kerja traktor tangan, yaitu :
MERK
|
ISEKI
|
MODEL
|
KAI 711
|
Dimensi P x L x T (mm)
|
2435
x 740 x 1000
|
Ukuran Ban (Dia)
|
6
– 12 ( 600 )
|
Roda Pengukur (mm)
|
240
|
Kecepatan
Lambat : Maju 1 (km / jam)
2 (km / jam)
3 (km / jam)
Mundur 1 (km / jam)
Cepat : Maju 1 (km / jam)
2 (km / jam)
3 (km / jam)
Mundur 2 (km / jam)
|
6
Maju dan 2 Mundur
1,2
2,5
4,5
1,2
3,7
7,5
13,7
3,8
|
SISTEM
TRANSMISI
Cara pemindahan tenaga dari
mesin diesel ke poros utama gear box
|
V - Belt – 2 buah
|
Kopling Utama
|
Belt,
tension
|
Transmisi gear box
|
Memakai
gigi sepenuhnya
|
Kopling kemudi
|
Tipe
Dog – Clutch
|
Perbandingan Gigi
|
9.07
|
Ukuran roda tanah basah (mm)
|
900
|
Jarak roda (mm)
|
440
– 770
|
ROTARY
Lebar kerja (mm)
|
660
( *700)
|
Jumlah pisau (buah)
|
18
|
Kecepatan rotary (rpm)
|
2
|
Putaran (rpm)
|
220
or 300
|
Sistem penggerak
|
Di
tengah / Center
|
Berat (kg)
|
307
|
Spesifikasi diesel :
MERK
|
MITSUBISHI
|
|
MODEL
|
DI - 900
|
DI – 1100
|
Kapasitas isi silinder ( cc
)
|
474
|
547
|
Tenaga konstan ( HP/ rpm)
|
8
/ 2200
|
10
/ 2200
|
Tenaga maximum ( HP/ rpm)
|
9
/ 2400
|
11
/ 2400
|
Kapasitas solar ( Liter)
|
8.3
|
8.3
|
Berat (kg)
|
83
|
87
|
Model : G 1000 BOXER, RD 85 DI – 2T (KUBOTA)
Spesifikasi :
Spesifikasi :
Kecepatan
: 1 Kecepatan
maju
Sistem Transmisi : Kombinasi ( Gear-Chain )
Gear Case : Casting dual part system
Sistem penggerak : V-belt ( 2 buah ) & Tension
Sistem pembelok : Dog Clutch ( 4 buah ) Besar
Isi Minyak pelumas : 5,5 – 6,5 liter
* Panjang : 2.750 – 2.775 mm
* Lebar : 1.130 – 1.145 mm
Sistem Transmisi : Kombinasi ( Gear-Chain )
Gear Case : Casting dual part system
Sistem penggerak : V-belt ( 2 buah ) & Tension
Sistem pembelok : Dog Clutch ( 4 buah ) Besar
Isi Minyak pelumas : 5,5 – 6,5 liter
* Panjang : 2.750 – 2.775 mm
* Lebar : 1.130 – 1.145 mm
Dimensi Traktor dengan Roda besi
* Tinggi : 1.390 – 1.395
* Berat tanpa Diesel : 212 – 215 Kg
* Berat Dengan Diesel : 302 – 307 Kg
Kapasitas diesel 8,5 – 9 HP dengan Bajak singkal tungkal
* Lahan Sawah : ± 11,6 Jam / Ha
* Lahan Kering : ± 11,8 Jam / Ha
Motor penggerak
Jenis Motor
Diesel : 1 Silinder Horisontal (4 langkah)
Tenaga rata – rata (HP/RPM ) : 7,5/2200 – 8,0/2205
Tenaga maksimum (HP/RPM) : 8,5/2200-9.0/2205
Bahan Bakar : Solar
Sitem Starting : Engkol
Simtem pengabutan : Direct Injection
Sistem pendingin : Air dengan Radiator
Isi bahan bakar : 9,8 – 12.0 Liter
Isi minyak pelumas : 2.4 – 3.0 Liter
Berat : 90-95 Kg
Sistem pengaturan lampu : IC regulator.
Tenaga rata – rata (HP/RPM ) : 7,5/2200 – 8,0/2205
Tenaga maksimum (HP/RPM) : 8,5/2200-9.0/2205
Bahan Bakar : Solar
Sitem Starting : Engkol
Simtem pengabutan : Direct Injection
Sistem pendingin : Air dengan Radiator
Isi bahan bakar : 9,8 – 12.0 Liter
Isi minyak pelumas : 2.4 – 3.0 Liter
Berat : 90-95 Kg
Sistem pengaturan lampu : IC regulator.
4.3. Pengolahan Teh
Kunjungan ke pabrik pengolahan
teh di PTPN VII kota Pagar Alam merupakan kunjungan yang menyenangkan. Didalam
pabrik ini terdapat alat dan mesin pengolah teh berukuran besar.
Dengan luas perkebunan teh 1.478 hektar, PTPN VII rata-rata menghasilkan
40 ton teh pucuk basah setiap hari dan cenderung terus meningkat. Dalam
setahun, produk teh Gunung Dempo rata-rata mencapai 14.000- 17.000 ton teh
pucuk basah atau setara 3.600-4.250 ton teh kering.
PTPN VII didirikan pada masa penjajahan Belanda pada tahun 1929, dan
telah mengalami tiga kali renovasi dari bangunan sampai alat-alat produksinya
tapi tanpa mengubah struktur dasar bangunan.
Selain jaringan penjualan yang sulit, promosi dan kebanggaan penggunaan
teh itu juga sangat kurang. Bahkan, di Pagar Alam sendiri, hotel-hotel maupun
kantor pemerintahan cenderung menggunakan teh merek pabrikan nasional walau
daerahnya sendiri adalah penghasil teh.
Teh Gunung Dempo berkualitas baik karena menghadap sinar matahari pagi
langsung menghadap ke timur). Sinar matahari selama pukul 07.00- 10.00 membuat
proses fotosintesis atau pembakaran zat hijau daun daun teh berlangsung
sempurna. Selain itu, posisi ketinggian teh Gunung Dempo juga paling sesuai,
yaitu berkisar 1.000- 1.200 meter di atas permukaan laut. Jika terlalu tinggi,
warna teh akan lebih pekat. Jika terlalu rendah, rasa dan aromanya berkurang.
Teh merupakan salah satu komoditi tanaman bonsai yang diambil pucuk
segarnya. Tapi dalam pengolahannya yang banyak diambil adalah pemetikan medium
karena kualitas yang dihasilkan lebih baik dari yang kasar. Dari pemetikan
medium itu dihasilkan produk teh hijau dan teh hitam. Sedangkan yang diproduksi
oleh PTPN VII adalah teh hitam. Ini berasal dari bahan yang sama tetapi dalam
memproduksinya yang berbeda.
Tanaman teh yang lebih tinggi dan tidak terkena sinar matahari langsung
membuat daun teh mudah terkena kabut dan air yang menempel di daun susah
hilang. Akibatnya, daun teh rentan terkena cacar daun yang akan mengurangi
kualitas daun tehnya.
Untuk mendapatkan teh kualitas terbaik,daun teh yang diambil adalah
mulai dari batang ujung yang belum membuka yang disebut peko, hingga tiga daun
setelah peko. Setelah menjalani proses pelayuan, penggilingan, oksidasi,
pengeringan, dan pemilahan, dari teh yang dihasilkan diperoleh 16 jenis teh
dengan kualitas yang berbeda satu dengan lainnya.
Teh yang
dipetik dari kebun harus dijaga dengan hati – hati untuk menjaga agar kandungan
yang ada dalam the tidak teroksidasi kenudian melalui proses pelayuan selama 16
jam dengan suhu sekitar 27º menggunakan angin setelah proses pelayuan kemudian
didistribusikan untuk proses penggilingan dan penggulungan kurang lebih 30
menit.
Pada pengolahan dan pembuatan teh dilakukan proses-proses sebagai
berikut.
1. Penyediaan pucuk daun segar
Mutu teh hitam hasil
pengolahan terutama ditentukan oleh bahan bakunya, yaitu daun segar hasil
petikan, dan akan mudah dicapai apabila bahan segarnya bermutu baik. Pucuk yang
bermutu adalah daun muda yang utuh, segar dan berwarna kehijauan.
2. Pelayuan (Withering)
Pada
tahap ini terdiri dari beberapa langkah :
a. Pembeberan pucuk
Pucuk disebar sampai palung penuh dengan ketebalan
± 30 cm, dan udara segar segera dialirkan untuk menghilangkan panas dan
air pada pucuk dengan pintu palung terbuka. Setiap selesai membeberkan pucuk
dalam satu palung, pintu palung ditutup dan udara terus dialirkan. Pucuk yang
melalui proses pelayuan adlah pucuk yang dihasilkan dari petikan hari
sebelumnya karena proses pelayuan membutuhkan waktu yang lama, tetapi tergantung
pada cuaca hari tersebut, apabila dimusim kemarau proses pelayuan berkisar
antara 12 jam. Pada proses pelayuan dilakukan pembalikan secara manual untuk
memecah gumpalan karena teh disimpan dalam karung dalam waktu yang lama.
b. Pengaturan udara
Udara yang baik untuk digunakan dalam proses pelayuan adaah udara yang
bersih dengan kelembaban rendah (60% - 75%), suhu tidak melebihi 280 C,
dan volume yang cukup sesuai dengan kapasitas palung. Untuk memperoleh suhu
udara yang diharapkan, diperlukan mesin pemanas (heat exchanger).
c. Kapasitas palung pelayuan
Berdasarkan luas hamparan, palung pelayuan dapat menampung
20-35 kg pucuk segar.
d. Tingkat pucuk layu
Tingkat
layu pucuk dinyatakan dalam bentuk persentase layu dan derajat layu. Tingkat
layu pucuk yang baik adalah 44% - 46% dengan toleransi perbedaan dari hari ke
hari tidak lebih dari 2% - 3%, disertai dengan hasil layu yang rata.
e. Lama pelayuan
Lama pelayuan berkisar antara 14 – 18 jam. Tetapi juga
tergantung pada cuaca hari tersebut.
2. Penggulungan, Penggilingan, dan
Sortasi Basah
a. Penggulungan (Rolling)
Secara fisik daun yang digulung akan memudahkan tergiling
dalam proses penggilingan. Alat yang digunakan dalam penggulungan adalah Open
Top Roller (OTR) dengan lama penggulungan 30 – 40 menit. Jenis alat lain yang
sering digunakan adalah Baruah Continous Tea atau Barbara
Conditiner Roller.
b. Penggilingan
Dengan penggilingan, gulungan akan tergiling menjadi
partikel kecil, sesuai dengan yang dikehendaki konsumen. Pada penggilingan,
cairan sel keluar maksimal, dan dihasilkan bubuk basah sebanyak-banyaknya. Dari
hasil penggilingan dihasilkan 4 jenis bubuk yaitu bubuk 1, bubuk 2, bubuk 3,
bubuk 4, dan juga Badag.
c. Sortasi Bubuk Basah
Bertujuan untuk memperoleh bubuk yang seragam, memudahkan
sortasi kering, serta memudahkan pengaturan proses pengeringan. Mesin yang
digunakan adalah Rotary Ball Breaker yang memasang ayakan
dengan mesh (jumlah lubang per inchi) berbeda dengan jenis bubuk yang
diinginkan.
3. Fermentasi
Fermentasi dipengaruhi oleh kadar air
dalam bahan (hasil sortasi basah), suhu dan kelembaban relatif, kadar enzim,
jenis bahan, dan ketersediaan oksigen. Kondisi ini harus tetap dijaga mengingat
teh merupakan tanaman hidroskopis. Selain itu ruangan harus tetap steril.
Fungsi proses fermentasi adalah untuk pembentukan aroma dan warna. Suhu
fermentasi adalah 26,7°.
Lama Fermentasi = Bubuk I = 140 menit
Bubuk II = 140 menit
Bubuk III = 140 menit
Bubuk IV = langsung (tidak difermentasi)
Badag = langsung (tidak difermentasi)
4. Pengeringan (Bad Dryer)
Setelah proses fermentasi kadar air menjadi 3 – 4 % untuk
membuat the menjadi awet dilakukan proses pengeringan setelah proses
fermentasi.
Selama proses pengeringan diperlukan waktu
selama 23 menit. Selama 23 menit itu teh sudah kering. Dan setelah itu, teh
dipanggang diatas oven supaya benar-benar kering. Dengan suhu antara 20-25o C.
Karena membutuhkan kadar air yang maksimum 4%, dan tidak boleh terlalu kering
sebab membuat mutu dari teh tersebut akan berkurang. Mesin pengering yang
digunakan di PTPN VII Pagar Alam adalah tipe Fluid Bed Dryer (FBD).
Setelah proses pengeringan ketahanan teh bisa mencapai 2 – 3 tahun.
Pengeringan Lama Kapasitas/jam
1. TSD
A 22 menit 200 kg
2. TSD
B 23 menit 250 kg
3. TSD
C 22 menit 250 kg
4.
FBD 18 menit 350 kg
5. Sipoco 23 menit 150 kg
5. Sortasi Kering
Setelah
melalui proses pengeringan maka akan menghasilkan pemisahan penggilingan yang
kasar, halus, kering, dan terlalu kering. Selain pemisahan tersebut juga ada
pemisahan yang berdasarkan berat jenisukuran, dan bentuk
Alat yang digunakan pada proses sortasi yaitu :
1.
Sortir
2.
Medie
3.
Vibro
4.
Cutter
5.
Breeder
Proses sortasi selalu diamati setiap jam sehari, terutama pada teh
haiting. Untuk pengambilan sampel pada uji perasa digunakan uji organoleptik
yaitu pengeringan sortasi. Pengujian mutu teh juga dilakukan melalui uji
organoleptik, analisa warna, rasa, aroma, dan air seduhan. Teh yang baik
dimulai dari petikan yang baik.
Analisa warna diuji melalui warna teh yang sudah diseduh
apakah jernih atau tidak. Rasanya apakah enak atau tidak, ini akan dirasa oleh
seorang tester yang sudah berpengalaman. Aromanya apakah wangi atau tidak. Dan
air seduhan dilihat apakah jernih atau tidak. Serta dilihat dari ampas teh
tersebut.
Pemisahan bubuk teh menjadi bebrapa
grade. Grade-grade yang dihasilkan antara lain:
a.
BOP (Broken Orange Pecko), bagian
silver tip atau tulang daun tua.
b.
BOPF ( Broken \orange Pecko
Fenisis)
c.
PF ( Pecko Fennis)
d.
Dust
e.
BD (Broken Dust)
- Packing
Untuk pengepakan kapasitas perjam 22-25 unit. Dengan pengepakan yang
berdasarkan mutu high quality yaitu antioksidan, anti kolestrol, dan jantung.
Pengepakan dilakukan setiap jam agar dapat dihitung kualitas dan kuantitasnya.
Teh dibungkus dengan aluminium foil atau degan kertas untuk teh celup.
Dalam
pengepakan dilihat dari segi mutu. Mutu dapat dilihat dari tabel berikut ini :
MUTU I
|
MUTU II
|
BOP
|
BP II
|
BOP
|
BT II
|
BOPT
|
PF II
|
PF
|
DUST II
|
DUST
|
DUST III
|
BD
|
LOKAL (OFF GRADE)
|
BT
|
BOHEA
|
Dalam proses pembuatan teh dihasilkan
13 grade 1 grade untuk diexport keluar negeri khususnya eropa dan arab saudi
dan 12 grade dijual kepasar lokal ciri khas teh hitam dempo :
1.
Outdoor Quality ; warna,
penampilan dan tekstur yang baik.
2.
Inter Quality; bau dan rasa yang
khas.
Teh merupakan tanaman Hidrokopis yang
peka terhdap udara luar, faktor yang mempengaruhinya adalah :
1.
Relatif Humidity atau kelembaban
Rh untuk kelayuan kecil dari 5% sedangkan untuk penggilungan Rh nya 95%.
2.
Temperatur atau suhu
3.
Waktu.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Kesimpulan
yang saya dapatkan dari kunjungan lapangan ini adalah :
1.
Kopi yang disangrai harus
menggunakan api kecil, agar masaknya merata, baik di kulit maupun di bagian
dalam biji kopi.
2.
Pengeringan kopi dilakukan dengan
menggunakan alat pengering kopi dengan memakan waktu 2 jam.
3.
Kopi yang baik mengandung kadar
air yang sedikit.
4.
Pengolahan tanah menggunakan
traktor lebih efektif dibanding menggunakan cangkul. Ini berarti bahwa
menggunakan teknologi dalam pertanian akan membuat pekerjaan lebih mudah dan
efisien.
5.
Teh diolah dengan menggunakan alat
dan mesin pengolah teh yang ada di PTPN VII dan tanpa menggunakan bahan lain.
5.2.Saran
Menurut saya, field trip ini
waktunya terlalu singkat. Jika lebih lama, maka akan lebih banyak pengetahuan
yang didapat dan kebersamaan antar mahasiswa Tekper akan lebih erat.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Pertanian Sumatera Selatan. 1993. Panduan Usaha Tani PIR
Perkebunan TEH. Dinas Perkebunan. Sumatera Selatan.
Muljana, W. 1982. Bercocok Tanaman Kopi. Anak Ilmu :
semarang.
Najiyati, S, Danarti, 1989. Kopi Budidaya dan Penanganan Pasca Panen. PS. Seri Pertanian :
Jakarta.
Reksohadiprojo, S. 1986. Manajemen Pengolahan Pada Perusahaan Perkebunan. BPFE : Yogyakarta.
Sadjad, S. 1985. Empat
Belas Tanaman Perkebunan Untuk agro-industri. PN. Balai Pustaka : Jakarta.
Saya akan merekomendasikan siapa pun yang mencari pinjaman Bisnis ke Le_Meridian, mereka membantu saya dengan pinjaman Empat Juta USD untuk memulai bisnis Quilting saya dan itu cepat. Ketika mendapatkan pinjaman dari mereka, mengejutkan betapa mudahnya mereka bekerja. Mereka dapat membiayai hingga jumlah $ 500,000,000.00 (Lima Ratus Juta Dolar) di wilayah mana pun di dunia selama ada 1,9% ROI yang dapat dijamin pada proyek tersebut. Prosesnya cepat dan aman. Itu benar-benar pengalaman positif. Hindari penipu di sini dan hubungi Layanan Pendanaan Le_Meridian Di. lfdsloans@lemeridianfds.com / lfdsloans@outlook.com. WhatsApp ... + 19893943740. jika Anda mencari pinjaman bisnis.
ردحذف