LAPORAN
TETAP
PRAKTIKUM AGROHIDROLOGI
Oleh :
RISKASARI SITORUS
05111007010
KELAS C
PROGRAM STUDY AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
INDRALAYA
2012
I.
PENDAHULUAN
Infiltrasi merupakan proses
penyerapan air oleh tanaman yang berlangsung pada tanah yang dipengaruhi oleh
tingkat kelembapan suatu tanah dan juga kadar air tanah dan kandungan bahan
organik tanah. Infiltrasi sering didefenisikan artinya hampir sama dengan irigasi
dan juga transportasi air pada tanah. Irigasi merupakan upaya yang dilakukan
manusia untuk mengairi lahan pertaniannya. Dalam dunia modern saat ini sudah
banyak model irigasi yang dapat dilakukan manusia. Pada zaman dahulu jika
persediaan air melimpah karena tempat yang dekat dengan sungai atau sumber mata
air, maka irigasi dilakukan dengan mangalirkan air tersebut ke lahan pertanian.
Namun demikian irigasi juga biasa dilakukan dengan membawa air dengan
menggunakan wadah kemudian menuangkan pada tanaman satu-persatu. Untuk irigasi
dengan model seperti ini di Indonesia biasa disebut menyiram. Sebagaimana telah
diungkapkan, dalam dunia modern ini sudah banyak cara yang dapat dilakukan
untuk melakukan irigasi dan ini sudah berlangsung sejak Mesir Kuno.
Secara umum menjelaskan
perkembangan mulai dari adanya usaha pembuatan irigasi sangat sederhana,
perkembangan irigasi di Mesir, Babilonia, India,dll kemudian bagaimana
perkembangan irigasi di Indonesia sampai saat sekarang. Di Indonesia irigasi
tradisional telah berlangsung sejak nenek moyang kita. Hal ini dapat dilihat
juga cara bercocok tanam pada masa kerajaan-kerajaan yang ada di Indonesia.
Dengan membendung kali secara bergantian untuk dialirkan ke sawah. Cara lain
adalah mencari sumber air pegunungan dan dialirkan dengan bambu yang
bersambung. Ada juga dengan membawa dengan ember yang terbuat dari daun pinang
atau menimba dari kali yang dilemparkan ke sawah dengan ember daun pinang
juga.
Pada tanah basah atau tanah
yang tingkat kelembapannya tinggi, tanah tersebut akan sedikit menyerap air
atau dapat dikatakan infiltrasi pada tanah tersebut rendah. Tingkat infiltrasi
yang tinggi terdapat pada tanah berpasir yaitu tanah berpasir mampu menyerap
air sebanyak mungkin sedangkan pada daerah DAS (Daerah Aliran Sungai) tingkat
infiltrasi kecil ini disebabkan oleh kawasan tersebut banyak mengandung air
sehingga tanah didaerah aliran sungai jenuh terhadap air.
Permeabilitas
tanah adalah suatu kesatuan yang melipui infiltrasi tanah dan bermanfaat
sebagai permudahan dalam pengolahan tanah. Permeabilitas tanah memiliki lapisan
atas dan bawah. Lapisan atas berkisar antara lambat sampai agak cepat ,
sedangkan di lapisan bawah tergolong agak lambat sampai sedang.
Pengamatan
pada permeabilitas tanah sangat tinggi. Karena setiap jenis tanah mempunyai
permaebilitas yang berbeda. Selain itu
pengukuranpermeabilitas amat sangat penting untuk pengukuran beberapa
aspekpertanian, masuknya air ke dalam tanah, alir air drainase, evaporasi
airdari permukaan tanah dan penentuan besarnya erosi tanah dengan
factorpermeabilitas tanah merupakan beberapa keadaan yang nyata dimanahantaran
hidro memainkan perannya.
Koefisien
permeabilitas terutama tergantung pada ukuran rata-rata pori yang dipengaruhi
oleh distribusi ukuran partikel, bentuk partikel dan struktur tanah. Secara
garis besar, makin kecil ukuran partikel, makin kecil pula ukuran pori dan
makin rendah koefisien permeabilitasnya. Berarti suatu lapisan tanah berbutir
kasar yang mengandung butiran-butiran
halus memiliki harga k yang lebih rendah dan pada tanah ini koefisien
permeabilitas merupakan fungsi angka pori. Kalau tanahnya berlapis-lapis
permeabilitas untuk aliran sejajar lebih besar dari pada permeabilitas untuk
aliran tegak lurus. Lapisan permeabilitas lempung yang bercelah lebih besar
dari pada lempung yang tidak bercelah (unfissured).
B. Tujuan
Adapun
tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui dan membandingkan nilai
keterhantaran hidrolik dan infiltrasi terhadap interval waktu.
Kurva kapasitas merupakan
hubungan antara kapasitas infiltrasi dengan waktu yang terjadi selama dan
beberapa saat setelah terjadinya hujan.Kapasitas infiltrasi secara umum akan
tinggi pada awal terjadinya hujan ,akan tetapi semakin lama kapasitasnya maka akan
mencapai penurunan hingga mencapai titik konstan.
Besarnya penurunan ini dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu kelembapan tanah, kompaksi, Penumpukan bahan liatan, Tekstur tanah, Struktur tanah. ( N. Suhanta,2008)
Besarnya penurunan ini dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu kelembapan tanah, kompaksi, Penumpukan bahan liatan, Tekstur tanah, Struktur tanah. ( N. Suhanta,2008)
Untuk mengumpulkan data infiltrasi dapat dilakukan
dengan tiga cara yakni Inflow-outflow, Analisis data hujan dan hidrograf,
Double ring inflometer. Dari ketiga cara tersebut yang paling sering digunakan
pengukuran infiltrasi dilapangan yaitu dengan menggunakan doble ring
inflometer. Double ring infiltometer merupakan cara yang termudah dilakukan
dimana selain pengukuran yang mudah dilakukan juga bahan untuk membuat alatnya
mudah dicari,inilah yang menjadi alasan mengapa cara ini paling sering
dilakukan. ( Rohmat, 2009 )
Permeabilitas adalah tanah
yang dapat menunjukkan kemampuan tanah meloloskan air. Tanah dengan
permeabilitas tinggi dapat menaikkan laju infiltrasi sehingga menurunkan laju
air larian. Pada ilmu tanah, permeabilitas didefenisikan secara kualitatif
sebagai pengurangan gas-gas, cairan-cairan atau penetrasi akar tanaman atau
lewat. Selain itu permeabilitas juga merupakan pengukuran hantaran hidraulik
tanah.hantaran hidraulik tanah timbul adanya pori kapiler yang saling
bersambungan dengan satu dengan yang lain. Secara kuantitatif hantaran
hidraulik jenuh dapat di artikan sebagai kecepatan bergeraknya suatu cairan
pada media berpori dalam keadaan jenuh. Dalam hal ini sebagai cairan adalah air
dan sebagai media pori adalah tanah. Penetapan hantaran hidraulik didasarkan
pada hukum Darcy. Dalam hukum ini tanah dianggap sebagai kelompok tabung
kapiler halus dan lurus dengan jari-jari yang seragam. Sehingga gerakan air
dalam tabung tersebut di anggap mempunyai kecepatan yang sama. ( Praktikum
Dasar Ilmu Tanah 2010)
Berbagai
tipe tanah mempunyai kepekaan terhadap erosi yangberbeda-beda. Kepekaan erosi
tanah yaitu mudah atau tidaknya tanahtererosi adalah fungsi berbagai interaksi
sifat-sifat fisik dan kimia tanah.Empat sifat tanah yang penting dalam
menentukan erodibilitas tanah(mudah atau tidaknya tanah tererosi) adalah:
tekstur tanah, unsur organik,struktur tanah, dan permeabilitas tanah. Setiap
jenis tanah mempunyaikepekaan yang berbeda-beda terhadap erosi.Kepekaan tanah
terhadap erosi dapat diartikan sebagai mudahtidaknya tanah tererosi atau
erodibilitas. Faktor-faktor yangmempengaruhi erodibilitas yaitu sifat fisik,
tofografi dan pengelolaan tanaholeh manusia. Sifat tanah yang mempengaruhi
aliran permukaan dan erosiadalah kapasitas infiltrasi dan erodibilitasnya.
Infiltrasi adalah banyaknyaair yang merembes ke dalam tanah melalui permukaan
tanah yangdinyatakan dalam mm/jam, sedangkan kapasitas infiltrasi
adalahkemampuan tanah menginfiltrasikan air. Kapasitas infiltrasi tanah sangat
menentukan banyak tidaknya air yang mengalir di atas permukaan tanahsebagai
aliran permukaan. ( N. Suharta,2008 )
Semua jenis
tanah bersifat lolos air (permeable) dimana air bebas mengalir melalui
ruang-ruang kosong (pori-pori) yang ada di antara butiran-butiran tanah.
Tekanan pori diukur relatif terhadap tekanan atmosfer dan permukaan lapisan
tanah yang tekanannya sama dengan tekanan atmosfer dinamakan muka air tanah
atau permukaan freasik, di bawah muka air tanah. Tanah diasumsikan jenuh
walaupun sebenarnya tidak demikian karena ada rongga-rongga udara. ( Supardi,
2000)
Tinggi muka air tanah
berubah-ubah sesuai dengan keadaan iklim tetapi dapat juga berubah karena
pengaruh dari adanya kegiatan konstruksi. Di tempat itu dapat juga terjadi muka
air tanah dangkal, di atas muka air tanah biasa, sedangkan kondisi dapat
terjadi bila tanah dengan permeabilitas tinggi di permukaan atasnya dibatasi
oleh lapisan muka air tanah setempat, tetapi berdasarkan tinggi muka air tanah
pada suatu tempat lain yang lapisan atasnya tidak dibatasi oleh lapisan rapat
air. ( supardi, 2000 )
Koefisien permeabilitas
terutama tergantung pada ukuran rata-rata pori yang dipengaruhi oleh distribusi
ukuran partikel, bentuk partikel dan struktur tanah. Secara garis besar, makin
kecil ukuran partikel, makin kecil pula ukuran pori dan makin rendah koefisien
permeabilitasnya. Berarti suatu lapisan tanah berbutir kasar yang mengandung
butiran-butiran halus memiliki harga k yang lebih rendah dan pada tanah ini
koefisien permeabilitas merupakan fungsi angka pori. Kalau tanahnya berlapis-lapis
permeabilitas untuk aliran sejajar lebih besar dari pada permeabilitas untuk
aliran tegak lurus. Lapisan permeabilitas lempung yang bercelah lebih besar
dari pada lempung yang tidak bercelah (unfissured). ( Yogyakarta Press,2002 )
Permeabilitas ini merupakan
suatu ukuran kemudahan aliran melalui suatu media poreus. Secara kuantitatif
permeabilitas diberi batasan dengan koefisien permeabilitas. Banyak peneliti
telah mengkaji problema permeabilitas dan mengembangkan beberapa rumus. (Rumus
Fair dan Hatch 1933) dapat dipandang sebagai sumbangan yang khas. ( Rohmat,
2009 )
Permeabilitas intrinsik
suatu akifer bergantung pada porositas efektif batuan dan bahan tak
terkonsolidasi, dan ruang bebas yang diciptakan oleh patahan dan larutan.
Porositas efektif ditentukan oleh distribusi ukuran butiran, bentuk dan
kekasaran masing-masing partikel dan susunan gabungannya, tetapi karena
sifat-sifat ini jarang seragam, konduktivitas hidrolik suatu akifer yang
berkembang dibatasi oleh permeabilitas lapisan-lapisan atau masing-maisng zone,
dan mungkin bervariasi cukup besar tergantung pada arah gerakan air. (
Supardi,2000 )
III.
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
A.
Waktu dan Tempat
Praktikum agrohidrologi metode auger hole dan infiltrasi dilaksanakan
pada rabu 19 Desember 2012 pukul 13.00 Wib, dilakukan di lahan percobaan
jurusan Budidaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya Indaralaya
B.
Alat dan Bahan
Alat dan bahan metode keterhataran hidrolik
1.
Kaleng sebagai pengontrol
2.
Bola plastic dan bambu ukur sebagai pengukur kecepatan
3.
Tabung penguras (botol aqua) dan tali
4.
Bor tanah
5.
Alat tulis
6.
Stopwatch
Alat dan bahan metode infiltrasi
1.
Ring sampel (kaleng)
2.
Papan kayu
3.
Air
4.
Stopwatch
5.
Alat tulis
C.
Cara kerja
Cara kerja metode Auger hole
1.
Bersihkan lahan dari vegetasi yang ada dipermukaan lahan
2.
Bor lahan yang sudah di bersihkan dengan menggunakan bor
tanah sampai kedalaman 120cm
3.
Buang air yang keluar dari lubang bor yang sudah digali tadi
dengan menggunakan botol aqua yang di bentuk seperti timba sumur sampai airnya
berkurang ¾ nya
4.
Lalu masukan parameter percepatan kenaikan muka air yang
terbuat dari bambu yang sudah di ukur dan bola sebagai pelampung
5.
Amati setiap kenaikan muka air tanah setiap 10 detik sampai
kenaikannya kurang dari 0,5 cm
6.
Catat setiap kenaikan muka air tanah dan lakukan perhitungan
jumlah kenaikan muka air tanah dengan menggunakan rumus :
1.
Bersihkan lahan dari vegetasi
2.
Letakkkan ring sampel pada lahan yang sudah dibersihkan dari
vegetasi tadi lalu benamkan ke dalam lahan dengan cara dipukul menggunakan
papan kayu
3.
Benamkan ¾ bagian ring sampel
4.
Isi dengan air sebanyak ¾ bagian dari ring sampel kemudian
hitung berapa banyak air yang terserap dengan selang interval waktu 10 detik
sampai airnya meresap kedalam ring sampel
5.
Catat setiap percepatan laju infiltrasi dengan selang
interval 10 detik
6.
Hitung laju infiltrasi sesaat dan rerata dengan menggunakan
rumus :
A.
Hasil
Kelompok 1
Interval waktu = 10 detik
Tinggi muka air awal = 90 cm
Kedalaman lubang = 120 cm
R lubang = 11 cm
Ulangan 1
T
|
yt
|
dyt
|
0
|
44
|
-
|
10
|
32
|
12
|
20
|
28,5
|
3,5
|
30
|
28
|
0,5
|
4000 x
r x ∑ dy
(H/r + 20) x (2 – Y/H) x Y x ∑ t
4000
x 11 x
16
(120/11+ 20) x ( 2 – 36/120) x 36 x 30
704000
(10,90 + 20) x (2 – 0,3) x 1080
704.000
30,90 x 1,7 x 1080
704.000
56749,09
Ulangan 2
T
|
Yt
|
Dyt
|
0
|
35
|
-
|
10
|
33
|
2
|
20
|
29
|
4
|
30
|
28,5
|
0,5
|
4000 x
r x ∑ dy
(H/r + 20) x (2 – Y/H) x Y x ∑ t
4000
x 11 x
6,5
(120/11+ 20) x ( 2 – 31,75/120) x 31,75 x 30
286.000
(10,90 + 20) x (2 – 0.26) x 952,5
286.000
30,90 x 1,74
x 952,5
286000
51212,115
Ulangan 3
T
|
Yt
|
dyt
|
0
|
40
|
-
|
10
|
34
|
6
|
20
|
30,5
|
3,5
|
30
|
29,5
|
1
|
40
|
28,5
|
1
|
50
|
28,5
|
0
|
4000 x
r x ∑ dy
(H/r + 20) x (2 – Y/H) x Y x ∑ t
4000
x 11 x
11,5
(120/11+ 20) x ( 2 – 34,25/120) x 34,25 x 50
506.000
(10,90 + 20) x (2 – 0.29) x 1712,5
506.000
30,90 x 1,71
x 1712,5
506.000
90.486,78
Infiltrasi merupakan proses penyerapan air oleh tanah yang
berlangsung saat air berada diatas permukaan tanah. Pada hakekatnya pengukuran
infiltrasi dilapangan untuk mengetahui kebutuhan air pada tanah tersebut dan
seberapa besar nilai evavorasi. Ketika dapat menentukan volume infiltrasi
dengan cara sebagai berikut.
Untuk menghitung jumlah infiltrasi total (Vt) selama waktu (t) maka dari persamaan
Untuk menghitung jumlah infiltrasi total (Vt) selama waktu (t) maka dari persamaan
Dari hasil pengamatan yang diperoleh
bahwa infiltrasi terjadi karena jenis tanah dan ketebalan tanah,dan penyebab
dari lajunya infiltrasi adalah pori-pori tanah yang renggang atau tidak
terlalu padat dan juga jumlah air yang dituang ke dalam botol lebih banyak dari
kapasitas tanah.Sedangkan yang menyebabkan tanah tidak terjadi infiltrasi
adalah jenis tanah yang sudah basah dan jenuh.
Besarnya
kecepatan infiltrasi nyata (f) lebih kecil atau sama dengan besarnya kapasitas
infiltrasi (fp). Hal ini disebabkan air di atas permukaan tanah tidak selalu
tersedia dalam jumlah yang cukup atau berlebih, sehingga infiltrasi nyata
besarnya tergantung pada air yang tersedia saat itu. Hsil pengukuran infiltrasi
dinyatakan dalam bentuk grafik hubungan antara tingkat infiltrasi dengan waktu.
Infiltrasi
merupakan masuknya air kepermukaan tanah secara vertical akibat adanya gaya
gravitasi. Adapun pengertian pelokasi dengan infiltrasi hampir sama tetapi
pengetian itu harus dibedakan dengan pelokasi. Perlokasi adalah pergerakan air
melalui profil tanah. Dinyatakan pula sebagai air infiltrasi yang telah
meninggalkan zona perakaran,sehingga secara langgsung tidak bermanfaat bagi
tanaman,tetapi bermanfaat untuk pencucian garam berlebih dan pengisian air
tanah(aquifer).
Dari
siklus hidrologi, jelas bahwa air hujan yang jatuh di permukaan tanah sebagian
akan meresap ke dalam tanah, sabagian akan mengisi cekungan permukaan dan
sisanya merupakan overland flow. Sedangkan yang dimaksud dengan daya infiltrasi
(Fp) adalah laju infiltrasi maksimum yang dimungkinkan, ditentukan oleh kondisi
permukaan termasuk lapisan atas dari tanah. Besarnya daya infiltrasi dinyatakan
dalam mm/jam atau mm/hari. Laju infiltrasi adalah laju infiltrasi yang
sesungguhnya terjadi yang dipengaruhi oleh intensitas hujan dan kapasitas
infiltrasi..
Selain itu
bagi daerah berdrainase buruk atau tergenang memerlukan data kecepatan
permeabilitas tanah agar perencanaan fasilitas drainase dapat dibuat untuk
dapat menyediakan jumlah air dan udara yang baik bagi pertumbuhan tanaman.
Ketika air hujan
jatuh di atas permukaan tanah, tergantung pada kondisi biofisik permukaan
tanah, sebagian atau seluruh air hujan tersebut akan mengalirnya air hujan ke
dalam tanah disebabkan oleh tarikan gaya gravitasi dan gaya kapiler
tanah. Laju air infiltrasi yang dipengaruhi oleh gaya gravitasi dibatasi
oleh besarnya diameter pori-pori tanah. Dibawah pengaruh gaya gravitasi,
air hujan mengalir vertikal ke dalam tanah melalui profil tanah. Pada
sisi yang lain, gaya kapiler bersifat mengalirkan air
tersebut tegak lurus ke atas, ke
bawah, dan ke arah horizontal(lateral). Gaya
kapiler tanah ini bekerja nyata pada tanah dengan pori-pori yang relative
kecil. Pada tanah dengan pori-pori besar, gaya ini dapat diabaikan
pengaruhnya dan air mengalir ke tanah yang lebih dalam oleh pengaruh gaya
grafitasi.
Mekanisme
infiltrasi, dengan demikian, melibatkan tiga proses yang saling mempengaruhi
yaitu prosesnya masuknya air hujan melalui pori-pori permukaan tanah.
Tertampungnya air hujan tersebut di dalam tanah. Mengalirnya air tersebut
ke tempat lain (bawah, samping, dan atas). Meskipun tidak saling
mempengaruhi secara langsung,ketika proses tersebut di atas saling terkait.
Permeabilitas
berhubungan erat dengan drainase. Mudah tidaknya air hilang dari tanah
menentukan kelas drainase tanah tersebut. Air dapat hilang dari permukaan tanah
maupun melalui presepan tanah. Berdasarkan atas kelas drainasenya, tanah
dibedakan menjadi kelas drainase terhambat sampai sangat cepat. Keadaan drainase tanah menentukan
jenis tanaman yang dapat tumbuh.
Sifat transmisi lapisan
tanah sangat menentukan tingkat infiltrasi karena pada umumnya tanah itu
berlapis – lapis. Sedangkan sifat transmisi lapisan tanah ditentukan oleh
kemampuan setiap lapisan atau horizon tanah dalam meloloskan air yang
melewatinya, atau kemampuan setiap lapisan tanah dalam pengetusan kapasitas
tanah penampungan. Oleh karena itu walaupun lapisanpermukaan bersifat
meloloskan air.
Pada praktikum keterhantaran hidrolik yang
diukur adalah kecepatan aliran air yang keluar dari sumber air per 10 detik,
setiap sepuluh detiknya kecepatan aliran air tinggi. Rata – rata kecepatan
aliran air berkurang dari detik kesepuluh sampai detik ke enam puluh. Pada
praktikum ini diaplikaskan hokum Darcy.
Dari data hasil pengamatan praktikum tentang
keterhantara hidrolik dan infiltrasi pada tabel diatas kita dapat mengetahui
bahwa nilai keterhantaran hidrolik dan infiltrasi pada kedua titik pengamatan
memiliki nilai yang berbeda. Hal ini menunjukan pula bahwa setiap tempat memiliki nilai keterhantaran
(kenaikan permukaan air) dan nilai infiltrasi (penyerapan air) mempunyai
tingkatan yang sangatlah berbeda meskipun memeiliki jenis tanah yang sama.
Kenaikan permukaan air tanah pada praktikum keterhantaran
hidrolik terjadi sangatlah cepat pada tanah yang dekat dengan sumber air
permukaan (sungai, danau dan waduk), seperti pada praktikum yang telah dlakukan
pada kegiatan ini. Pada praktikum ini ditunjukan dengan perbedaan kenaikan air
rata-rata pada titik pengamatan pertama yang kenaikan airnya kurang lebih
setinggi 12 cm per sepuluh detik (9 cm/10 sekon). Hal tersebut terjadi mulai
dari ulangan pertama hingga ulangan ketiga.
Begitupun dengan infiltrasi, pada pengamatan di
kedua titik memiliki hasil pengamatan yang berbeda dan hal ini menunjukan bahwa
kemampuan infiltrasi suatu tanah di daerah satu dengan daerah lainnya akan
memiliki kemampuan infiltrasi yang berbeda. Seperti pada praktikum ini air akan
berkurang sebanyak 3-4 cm setiap selang waktu 2 detik pada titik pengamatan
kedua. Sedangkan pada titik pengamatan pertama air berkurang sebanyak 1-2 cm
setiap selang waktu 2 detik. Hal ini terjadi mulai dari ulangan pertama sampai
nilai akhir ulangan ketiga. Dari hasil pengamatan tersebut menunjukan bahwa
pada daerah dekat sumber air memiliki keterhantaran hidrolik yang tinggi dan
infiltrasi yang rendah.
Dalam melaksanakan praktikum ini tidaklah selalu
berjalan dengan mulus atau lancer. Karena dalam pelaksanaan praktikum ini
biasanya ada beberapa kemungkinan terjadinya kesalahan-kesalahan yang
menyebabkan hasil pengamatan menjadi tidak akurat. Adpun beberapa kesalahan
yang sering terjadi dalam pelaksanaan praktikum infiltrasi diantaranya adalah Pembacaaan
stopwatch dengan pengukuran kurang sesuai serta masuknya air dari sisa air yang
menempel pada single ring.
V.
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Kebutuhan air oleh tanah dapat kita ketahui
setelah mengadakan pengukuran infiltrasi.
2. Infiltrasi merupakan penyerapan air oleh tanah
yang berlangsung pada waktu tertentu
3. Permeabilitas adalah tanah yang dapat menunjukkan kemampuan tanah meloloskan air.
3. Permeabilitas adalah tanah yang dapat menunjukkan kemampuan tanah meloloskan air.
4. Besarnya
infiltrasi dan permeabilitas dinyatakan dalam satuan cm/detiki
5.
Dari data kelompok kami, dapat disimpulkan bahwa permeabilitas nilai ketinggian
air lebih kecil atau sama dengan 1 terjadi pada
waktu ke 4 pada ulangan 1 dan 2 dan
waktu ke 6 pada ulangan 3 dengan waktu per 10
detik
B. Saran
Sebaiknya praktikum ini diawasi oleh asisten dengan baik
sehingga para praktikan tidak ada yang main-main pada saat praktikum berjalan
dan ilmu yang didapat saat praktikum dapat membantu para praktikum untuk
mengetahui laju infiltrasi dan permeabilitas yang terjadi pada suatu tanah
tertentu.
DAFTAR PUSTAKA
N.Suharta dan B. H Prasetyo.2008.Susunan Mineral dan Sifat
Fisiko-Kimia
Tanah Bervegetasi Hutan dari Batuan Sedimen Masam di Provinsi Riau. Balai besar penelitian dan pengembangan sumberdaya lahan pertanian. Bogor.
Praktikum Dasar Ilmu Tanah. 2010 .Perrmeabilitas
Tanah.fakultas pertanian. Universitas
Brawijaya.Malang
Rohmat,
dede.2009.Tipikal Kuantitas infiltrasi Menurut karaktereristik lahan.Bandung
Supardi,
Goeswono.2000. Sifat Dan Ciri Tanah. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Yogyakarta
Press, Yogyakarta Asdak, C. 2002. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah
Aliran Sungai. Gadjah Mada University.
http://www.ilmusipil.com/infiltrasi-hidrologi
http://kuliahitukeren.blogspot.com/2011/pengertian-definisi-infiltrasi-dan-laju. html
http://kuliahitukeren.blogspot.com/2011/pengertian-definisi-infiltrasi-dan-laju. html
0 komentar:
إرسال تعليق