Labels

entri terbaru

2013-01-27

LAPORAN TETAP PRAKTIKUM AGROHIDROLOGI


LAPORAN TETAP

PRAKTIKUM AGROHIDROLOGI

 

 

 

Oleh :

RISKASARI SITORUS

05111007010

KELAS C

 

 
 

 

PROGRAM STUDY AGROEKOTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

 

INDRALAYA

2012

 

I.                   PENDAHULUAN

Infiltrasi merupakan proses penyerapan air oleh tanaman yang berlangsung pada tanah yang dipengaruhi oleh tingkat kelembapan suatu tanah dan juga kadar air tanah dan kandungan bahan organik tanah. Infiltrasi sering didefenisikan artinya hampir sama dengan irigasi dan juga transportasi air pada tanah. Irigasi merupakan upaya yang dilakukan manusia untuk mengairi lahan pertaniannya. Dalam dunia modern saat ini sudah banyak model irigasi yang dapat dilakukan manusia. Pada zaman dahulu jika persediaan air melimpah karena tempat yang dekat dengan sungai atau sumber mata air, maka irigasi dilakukan dengan mangalirkan air tersebut ke lahan pertanian. Namun demikian irigasi juga biasa dilakukan dengan membawa air dengan menggunakan wadah kemudian menuangkan pada tanaman satu-persatu. Untuk irigasi dengan model seperti ini di Indonesia biasa disebut menyiram. Sebagaimana telah diungkapkan, dalam dunia modern ini sudah banyak cara yang dapat dilakukan untuk melakukan irigasi dan ini sudah berlangsung sejak Mesir Kuno.

Secara umum menjelaskan perkembangan mulai dari adanya usaha pembuatan irigasi sangat sederhana, perkembangan irigasi di Mesir, Babilonia, India,dll kemudian bagaimana perkembangan irigasi di Indonesia sampai saat sekarang. Di Indonesia irigasi tradisional telah berlangsung sejak nenek moyang kita. Hal ini dapat dilihat juga cara bercocok tanam pada masa kerajaan-kerajaan yang ada di Indonesia. Dengan membendung kali secara bergantian untuk dialirkan ke sawah. Cara lain adalah mencari sumber air pegunungan dan dialirkan dengan bambu yang bersambung. Ada juga dengan membawa dengan ember yang terbuat dari daun pinang atau menimba dari kali yang dilemparkan ke sawah dengan ember daun pinang juga. 

Pada tanah basah atau tanah yang tingkat kelembapannya tinggi, tanah tersebut akan sedikit menyerap air atau dapat dikatakan infiltrasi pada tanah tersebut rendah. Tingkat infiltrasi yang tinggi terdapat pada tanah berpasir yaitu tanah berpasir mampu menyerap air sebanyak mungkin sedangkan pada daerah DAS (Daerah Aliran Sungai) tingkat infiltrasi kecil ini disebabkan oleh kawasan tersebut banyak mengandung air sehingga tanah didaerah aliran sungai jenuh terhadap air.

Permeabilitas tanah adalah suatu kesatuan yang melipui infiltrasi tanah dan bermanfaat sebagai permudahan dalam pengolahan tanah. Permeabilitas tanah memiliki lapisan atas dan bawah. Lapisan atas berkisar antara lambat sampai agak cepat , sedangkan di lapisan bawah tergolong agak lambat sampai sedang.

Pengamatan pada permeabilitas tanah sangat tinggi. Karena setiap jenis tanah mempunyai permaebilitas yang berbeda. Selain itu pengukuranpermeabilitas amat sangat penting untuk pengukuran beberapa aspekpertanian, masuknya air ke dalam tanah, alir air drainase, evaporasi airdari permukaan tanah dan penentuan besarnya erosi tanah dengan factorpermeabilitas tanah merupakan beberapa keadaan yang nyata dimanahantaran hidro memainkan perannya.

Koefisien permeabilitas terutama tergantung pada ukuran rata-rata pori yang dipengaruhi oleh distribusi ukuran partikel, bentuk partikel dan struktur tanah. Secara garis besar, makin kecil ukuran partikel, makin kecil pula ukuran pori dan makin rendah koefisien permeabilitasnya. Berarti suatu lapisan tanah berbutir kasar yang mengandung butiran-butiran halus memiliki harga k yang lebih rendah dan pada tanah ini koefisien permeabilitas merupakan fungsi angka pori. Kalau tanahnya berlapis-lapis permeabilitas untuk aliran sejajar lebih besar dari pada permeabilitas untuk aliran tegak lurus. Lapisan permeabilitas lempung yang bercelah lebih besar dari pada lempung yang tidak bercelah (unfissured).


B. Tujuan

            Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui dan membandingkan nilai keterhantaran hidrolik dan infiltrasi terhadap interval waktu.

 II.                TINJAUAN PUSTAKA

Kurva kapasitas merupakan hubungan antara kapasitas infiltrasi dengan waktu yang terjadi selama dan beberapa saat setelah terjadinya hujan.Kapasitas infiltrasi secara umum akan tinggi pada awal terjadinya hujan ,akan tetapi semakin lama kapasitasnya maka akan mencapai penurunan hingga mencapai titik konstan.
Besarnya penurunan ini dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu kelembapan tanah, kompaksi,  Penumpukan bahan liatan, Tekstur tanah, Struktur tanah. ( N. Suhanta,2008)

Untuk  mengumpulkan data infiltrasi dapat dilakukan dengan tiga cara yakni Inflow-outflow, Analisis data hujan dan hidrograf, Double ring inflometer. Dari ketiga cara tersebut yang paling sering digunakan pengukuran infiltrasi dilapangan yaitu dengan menggunakan doble ring inflometer. Double ring infiltometer merupakan cara yang termudah dilakukan dimana selain pengukuran yang mudah dilakukan juga bahan untuk membuat alatnya mudah dicari,inilah yang menjadi alasan mengapa cara ini paling sering dilakukan. ( Rohmat, 2009 )

Permeabilitas adalah tanah yang dapat menunjukkan kemampuan tanah meloloskan air. Tanah dengan permeabilitas tinggi dapat menaikkan laju infiltrasi sehingga menurunkan laju air larian. Pada ilmu tanah, permeabilitas didefenisikan secara kualitatif sebagai pengurangan gas-gas, cairan-cairan atau penetrasi akar tanaman atau lewat. Selain itu permeabilitas juga merupakan pengukuran hantaran hidraulik tanah.hantaran hidraulik tanah timbul adanya pori kapiler yang saling bersambungan dengan satu dengan yang lain. Secara kuantitatif hantaran hidraulik jenuh dapat di artikan sebagai kecepatan bergeraknya suatu cairan pada media berpori dalam keadaan jenuh. Dalam hal ini sebagai cairan adalah air dan sebagai media pori adalah tanah. Penetapan hantaran hidraulik didasarkan pada hukum Darcy. Dalam hukum ini tanah dianggap sebagai kelompok tabung kapiler halus dan lurus dengan jari-jari yang seragam. Sehingga gerakan air dalam tabung tersebut di anggap mempunyai kecepatan yang sama. ( Praktikum Dasar Ilmu Tanah 2010)

Berbagai tipe tanah mempunyai kepekaan terhadap erosi yangberbeda-beda. Kepekaan erosi tanah yaitu mudah atau tidaknya tanahtererosi adalah fungsi berbagai interaksi sifat-sifat fisik dan kimia tanah.Empat sifat tanah yang penting dalam menentukan erodibilitas tanah(mudah atau tidaknya tanah tererosi) adalah: tekstur tanah, unsur organik,struktur tanah, dan permeabilitas tanah. Setiap jenis tanah mempunyaikepekaan yang berbeda-beda terhadap erosi.Kepekaan tanah terhadap erosi dapat diartikan sebagai mudahtidaknya tanah tererosi atau erodibilitas. Faktor-faktor yangmempengaruhi erodibilitas yaitu sifat fisik, tofografi dan pengelolaan tanaholeh manusia. Sifat tanah yang mempengaruhi aliran permukaan dan erosiadalah kapasitas infiltrasi dan erodibilitasnya. Infiltrasi adalah banyaknyaair yang merembes ke dalam tanah melalui permukaan tanah yangdinyatakan dalam mm/jam, sedangkan kapasitas infiltrasi adalahkemampuan tanah menginfiltrasikan air. Kapasitas infiltrasi tanah sangat menentukan banyak tidaknya air yang mengalir di atas permukaan tanahsebagai aliran permukaan. ( N. Suharta,2008 )

Semua jenis tanah bersifat lolos air (permeable) dimana air bebas mengalir melalui ruang-ruang kosong (pori-pori) yang ada di antara butiran-butiran tanah. Tekanan pori diukur relatif terhadap tekanan atmosfer dan permukaan lapisan tanah yang tekanannya sama dengan tekanan atmosfer dinamakan muka air tanah atau permukaan freasik, di bawah muka air tanah. Tanah diasumsikan jenuh walaupun sebenarnya tidak demikian karena ada rongga-rongga udara. ( Supardi, 2000)

Tinggi muka air tanah berubah-ubah sesuai dengan keadaan iklim tetapi dapat juga berubah karena pengaruh dari adanya kegiatan konstruksi. Di tempat itu dapat juga terjadi muka air tanah dangkal, di atas muka air tanah biasa, sedangkan kondisi dapat terjadi bila tanah dengan permeabilitas tinggi di permukaan atasnya dibatasi oleh lapisan muka air tanah setempat, tetapi berdasarkan tinggi muka air tanah pada suatu tempat lain yang lapisan atasnya tidak dibatasi oleh lapisan rapat air. ( supardi, 2000 )

Koefisien permeabilitas terutama tergantung pada ukuran rata-rata pori yang dipengaruhi oleh distribusi ukuran partikel, bentuk partikel dan struktur tanah. Secara garis besar, makin kecil ukuran partikel, makin kecil pula ukuran pori dan makin rendah koefisien permeabilitasnya. Berarti suatu lapisan tanah berbutir kasar yang mengandung butiran-butiran halus memiliki harga k yang lebih rendah dan pada tanah ini koefisien permeabilitas merupakan fungsi angka pori. Kalau tanahnya berlapis-lapis permeabilitas untuk aliran sejajar lebih besar dari pada permeabilitas untuk aliran tegak lurus. Lapisan permeabilitas lempung yang bercelah lebih besar dari pada lempung yang tidak bercelah (unfissured). ( Yogyakarta Press,2002 )

Permeabilitas ini merupakan suatu ukuran kemudahan aliran melalui suatu media poreus. Secara kuantitatif permeabilitas diberi batasan dengan koefisien permeabilitas. Banyak peneliti telah mengkaji problema permeabilitas dan mengembangkan beberapa rumus. (Rumus Fair dan Hatch 1933) dapat dipandang sebagai sumbangan yang khas. ( Rohmat, 2009 )

Permeabilitas intrinsik suatu akifer bergantung pada porositas efektif batuan dan bahan tak terkonsolidasi, dan ruang bebas yang diciptakan oleh patahan dan larutan. Porositas efektif ditentukan oleh distribusi ukuran butiran, bentuk dan kekasaran masing-masing partikel dan susunan gabungannya, tetapi karena sifat-sifat ini jarang seragam, konduktivitas hidrolik suatu akifer yang berkembang dibatasi oleh permeabilitas lapisan-lapisan atau masing-maisng zone, dan mungkin bervariasi cukup besar tergantung pada arah gerakan air. ( Supardi,2000 )

 
III.             PELAKSANAAN PRAKTIKUM

A.                Waktu dan Tempat

Praktikum agrohidrologi metode auger hole dan infiltrasi dilaksanakan pada rabu 19 Desember 2012 pukul 13.00 Wib, dilakukan di lahan percobaan jurusan Budidaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya Indaralaya

 

B.                 Alat dan Bahan

Alat dan bahan metode keterhataran hidrolik

1.                  Kaleng sebagai pengontrol

2.                  Bola plastic dan bambu ukur sebagai pengukur kecepatan

3.                  Tabung penguras (botol aqua) dan tali

4.                  Bor tanah

5.                  Alat tulis

6.                  Stopwatch

Alat dan bahan metode infiltrasi

1.                  Ring sampel (kaleng)

2.                  Papan kayu

3.                  Air

4.                  Stopwatch

5.                  Alat tulis

C.                 Cara kerja

Cara kerja metode Auger hole

1.      Bersihkan lahan dari vegetasi yang ada dipermukaan lahan

2.      Bor lahan yang sudah di bersihkan dengan menggunakan bor tanah sampai kedalaman 120cm

3.      Buang air yang keluar dari lubang bor yang sudah digali tadi dengan menggunakan botol aqua yang di bentuk seperti timba sumur sampai airnya berkurang ¾ nya

4.      Lalu masukan parameter percepatan kenaikan muka air yang terbuat dari bambu yang sudah di ukur dan bola sebagai pelampung

5.      Amati setiap kenaikan muka air tanah setiap 10 detik sampai kenaikannya kurang dari 0,5 cm

6.      Catat setiap kenaikan muka air tanah dan lakukan perhitungan jumlah kenaikan muka air tanah dengan menggunakan rumus :

 
Cara kerja metode infiltrasi

1.      Bersihkan lahan dari vegetasi

2.      Letakkkan ring sampel pada lahan yang sudah dibersihkan dari vegetasi tadi lalu benamkan ke dalam lahan dengan cara dipukul menggunakan papan kayu

3.      Benamkan ¾ bagian ring sampel

4.      Isi dengan air sebanyak ¾ bagian dari ring sampel kemudian hitung berapa banyak air yang terserap dengan selang interval waktu 10 detik sampai airnya meresap kedalam ring sampel

5.      Catat setiap percepatan laju infiltrasi dengan selang interval 10 detik

6.      Hitung laju infiltrasi sesaat dan rerata dengan menggunakan rumus :

 

   IV.             HASIL DAN PEMBAHASAN

A.                Hasil

Kelompok 1

Interval waktu = 10 detik

Tinggi muka air awal = 90 cm

Kedalaman lubang = 120 cm

R lubang = 11 cm

 

Ulangan 1

T
yt
dyt
0
44
-
10
32
12
20
28,5
3,5
30
28
0,5

 

                       4000   x   r   x   ∑ dy 

K    =

               (H/r + 20) x (2 – Y/H)  x Y  x ∑ t

 

                             4000   x  11  x  16

       =

           (120/11+ 20) x ( 2 – 36/120) x 36 x 30

 

                           704000

       =

             (10,90 + 20) x (2 – 0,3) x 1080

 

                    704.000

       =

             30,90 x 1,7 x 1080

      

              704.000

       =                        =  12,4

             56749,09

 

 

Ulangan 2

T
Yt
Dyt
0
35
-
10
33
2
20
29
4
30
28,5
0,5

 

                       4000   x   r   x   ∑ dy 

K    =

               (H/r + 20) x (2 – Y/H)  x Y  x ∑ t

 

                             4000   x  11  x  6,5

       =

           (120/11+ 20) x ( 2 – 31,75/120) x 31,75 x 30

 

                           286.000

       =

             (10,90 + 20) x (2 – 0.26) x 952,5

 

                    286.000

       =

          30,90 x 1,74 x 952,5

      

               286000

       =                        =  5,58

             51212,115

 

 

Ulangan 3

T
Yt
dyt
0
40
-
10
34
6
20
30,5
3,5
30
29,5
1
40
28,5
1
50
28,5
0

 

 

                       4000   x   r   x   ∑ dy 

K    =

               (H/r + 20) x (2 – Y/H)  x Y  x ∑ t

 

                             4000   x  11  x  11,5

       =

           (120/11+ 20) x ( 2 – 34,25/120) x 34,25 x 50

 

                           506.000

       =

             (10,90 + 20) x (2 – 0.29) x 1712,5

 

                    506.000

       =

          30,90 x 1,71 x 1712,5

      

               506.000

       =                        =  5,59

             90.486,78

 

 
B. Pembahasan                                                                                   

Infiltrasi merupakan proses penyerapan air oleh tanah yang berlangsung saat air berada diatas permukaan tanah. Pada hakekatnya pengukuran infiltrasi dilapangan untuk mengetahui kebutuhan air pada tanah tersebut dan seberapa besar nilai evavorasi. Ketika dapat menentukan volume infiltrasi dengan cara sebagai berikut.
Untuk menghitung jumlah infiltrasi total (Vt) selama waktu (t) maka dari persamaan

Dari hasil pengamatan yang diperoleh bahwa infiltrasi terjadi karena jenis tanah dan ketebalan tanah,dan penyebab dari lajunya infiltrasi adalah pori-pori  tanah yang renggang atau tidak terlalu padat dan juga jumlah air yang dituang ke dalam botol lebih banyak dari kapasitas tanah.Sedangkan yang menyebabkan tanah tidak terjadi infiltrasi adalah jenis tanah yang sudah basah dan jenuh.

Besarnya kecepatan infiltrasi nyata (f) lebih kecil atau sama dengan besarnya kapasitas infiltrasi (fp). Hal ini disebabkan air di atas permukaan tanah tidak selalu tersedia dalam jumlah yang cukup atau berlebih, sehingga infiltrasi nyata besarnya tergantung pada air yang tersedia saat itu. Hsil pengukuran infiltrasi dinyatakan dalam bentuk grafik hubungan antara tingkat infiltrasi dengan waktu.

Infiltrasi merupakan masuknya air kepermukaan tanah secara vertical akibat adanya gaya gravitasi. Adapun pengertian pelokasi dengan infiltrasi hampir sama tetapi pengetian itu harus dibedakan dengan pelokasi. Perlokasi adalah pergerakan air melalui profil tanah. Dinyatakan pula sebagai air infiltrasi yang telah meninggalkan zona perakaran,sehingga secara langgsung tidak bermanfaat bagi tanaman,tetapi bermanfaat untuk pencucian garam berlebih dan pengisian air tanah(aquifer).

           Dari siklus hidrologi, jelas bahwa air hujan yang jatuh di permukaan tanah sebagian akan meresap ke dalam tanah, sabagian akan mengisi cekungan permukaan dan sisanya merupakan overland flow. Sedangkan yang dimaksud dengan daya infiltrasi (Fp) adalah laju infiltrasi maksimum yang dimungkinkan, ditentukan oleh kondisi permukaan termasuk lapisan atas dari tanah. Besarnya daya infiltrasi dinyatakan dalam mm/jam atau mm/hari. Laju infiltrasi adalah laju infiltrasi yang sesungguhnya terjadi yang dipengaruhi oleh intensitas hujan dan kapasitas infiltrasi..

Selain itu bagi daerah berdrainase buruk atau tergenang memerlukan data kecepatan permeabilitas tanah agar perencanaan fasilitas drainase dapat dibuat untuk dapat menyediakan jumlah air dan udara yang baik bagi pertumbuhan tanaman.

Ketika air hujan jatuh di atas permukaan tanah, tergantung pada kondisi biofisik permukaan tanah, sebagian atau seluruh air hujan tersebut akan mengalirnya air hujan ke dalam tanah disebabkan oleh tarikan gaya gravitasi dan gaya kapiler tanah.  Laju air infiltrasi yang dipengaruhi oleh gaya gravitasi dibatasi oleh besarnya diameter pori-pori tanah.  Dibawah pengaruh gaya gravitasi, air hujan mengalir vertikal ke dalam tanah melalui profil tanah.  Pada sisi yang lain, gaya kapiler bersifat mengalirkan   air  tersebut   tegak  lurus  ke  atas,  ke  bawah, dan ke   arah  horizontal(lateral).  Gaya kapiler tanah ini bekerja nyata pada tanah dengan pori-pori yang relative kecil.  Pada tanah dengan pori-pori besar, gaya ini dapat diabaikan pengaruhnya dan air mengalir ke tanah yang lebih dalam oleh pengaruh gaya grafitasi.

Mekanisme infiltrasi, dengan demikian, melibatkan tiga proses yang saling mempengaruhi yaitu prosesnya masuknya air hujan melalui pori-pori permukaan tanah.  Tertampungnya air hujan tersebut di dalam tanah.  Mengalirnya air tersebut ke tempat lain (bawah, samping, dan atas).  Meskipun tidak saling mempengaruhi secara langsung,ketika proses tersebut di atas saling terkait.

Permeabilitas berhubungan erat dengan drainase. Mudah tidaknya air hilang dari tanah menentukan kelas drainase tanah tersebut. Air dapat hilang dari permukaan tanah maupun melalui presepan tanah. Berdasarkan atas kelas drainasenya, tanah dibedakan menjadi kelas drainase terhambat sampai sangat cepat. Keadaan drainase tanah menentukan jenis tanaman yang dapat tumbuh.

Sifat transmisi lapisan tanah sangat menentukan tingkat infiltrasi karena pada umumnya tanah itu berlapis – lapis. Sedangkan sifat transmisi lapisan tanah ditentukan oleh kemampuan setiap lapisan atau horizon tanah dalam meloloskan air yang melewatinya, atau kemampuan setiap lapisan tanah dalam pengetusan kapasitas tanah penampungan. Oleh karena itu walaupun lapisanpermukaan bersifat meloloskan air.

Pada praktikum keterhantaran hidrolik yang diukur adalah kecepatan aliran air yang keluar dari sumber air per 10 detik, setiap sepuluh detiknya kecepatan aliran air tinggi. Rata – rata kecepatan aliran air berkurang dari detik kesepuluh sampai detik ke enam puluh. Pada praktikum ini diaplikaskan hokum Darcy.

Dari data hasil pengamatan praktikum tentang keterhantara hidrolik dan infiltrasi pada tabel diatas kita dapat mengetahui bahwa nilai keterhantaran hidrolik dan infiltrasi pada kedua titik pengamatan memiliki nilai yang berbeda. Hal ini menunjukan pula bahwa  setiap tempat memiliki nilai keterhantaran (kenaikan permukaan air) dan nilai infiltrasi (penyerapan air) mempunyai tingkatan yang sangatlah berbeda meskipun memeiliki jenis tanah yang sama.

Kenaikan permukaan air tanah pada praktikum keterhantaran hidrolik terjadi sangatlah cepat pada tanah yang dekat dengan sumber air permukaan (sungai, danau dan waduk), seperti pada praktikum yang telah dlakukan pada kegiatan ini. Pada praktikum ini ditunjukan dengan perbedaan kenaikan air rata-rata pada titik pengamatan pertama yang kenaikan airnya kurang lebih setinggi 12 cm per sepuluh detik (9 cm/10 sekon). Hal tersebut terjadi mulai dari ulangan pertama hingga ulangan ketiga.

Begitupun dengan infiltrasi, pada pengamatan di kedua titik memiliki hasil pengamatan yang berbeda dan hal ini menunjukan bahwa kemampuan infiltrasi suatu tanah di daerah satu dengan daerah lainnya akan memiliki kemampuan infiltrasi yang berbeda. Seperti pada praktikum ini air akan berkurang sebanyak 3-4 cm setiap selang waktu 2 detik pada titik pengamatan kedua. Sedangkan pada titik pengamatan pertama air berkurang sebanyak 1-2 cm setiap selang waktu 2 detik. Hal ini terjadi mulai dari ulangan pertama sampai nilai akhir ulangan ketiga. Dari hasil pengamatan tersebut menunjukan bahwa pada daerah dekat sumber air memiliki keterhantaran hidrolik yang tinggi dan infiltrasi yang rendah.

Dalam melaksanakan praktikum ini tidaklah selalu berjalan dengan mulus atau lancer. Karena dalam pelaksanaan praktikum ini biasanya ada beberapa kemungkinan terjadinya kesalahan-kesalahan yang menyebabkan hasil pengamatan menjadi tidak akurat. Adpun beberapa kesalahan yang sering terjadi dalam pelaksanaan praktikum infiltrasi diantaranya adalah Pembacaaan stopwatch dengan pengukuran kurang sesuai serta masuknya air dari sisa air yang menempel pada single ring.

 
V.                KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Kebutuhan air oleh tanah dapat kita ketahui setelah mengadakan pengukuran     infiltrasi.

2. Infiltrasi merupakan penyerapan air oleh tanah yang berlangsung pada waktu     tertentu
3. Permeabilitas adalah tanah yang dapat menunjukkan kemampuan tanah     meloloskan air.

4. Besarnya infiltrasi dan permeabilitas dinyatakan dalam satuan cm/detiki

5.  Dari data kelompok kami, dapat disimpulkan bahwa permeabilitas nilai        ketinggian air      lebih kecil atau sama dengan 1 terjadi pada waktu ke 4 pada        ulangan 1 dan 2 dan waktu      ke 6 pada ulangan 3 dengan waktu per 10 detik



B. Saran

Sebaiknya praktikum ini diawasi oleh asisten dengan baik sehingga para praktikan tidak ada yang main-main pada saat praktikum berjalan dan ilmu yang didapat saat praktikum dapat membantu para praktikum untuk mengetahui laju infiltrasi dan permeabilitas yang terjadi pada suatu tanah tertentu.
 

DAFTAR PUSTAKA

N.Suharta dan B. H Prasetyo.2008.Susunan Mineral dan Sifat Fisiko-Kimia

Tanah Bervegetasi Hutan dari Batuan Sedimen Masam di Provinsi Riau. Balai besar penelitian dan pengembangan sumberdaya lahan pertanian. Bogor.

Praktikum Dasar Ilmu Tanah. 2010 .Perrmeabilitas Tanah.fakultas pertanian.  Universitas Brawijaya.Malang

Rohmat, dede.2009.Tipikal Kuantitas infiltrasi Menurut karaktereristik lahan.Bandung

Supardi, Goeswono.2000. Sifat Dan Ciri Tanah. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Yogyakarta Press, Yogyakarta Asdak, C. 2002. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah  Aliran Sungai. Gadjah Mada University.

http://www.ilmusipil.com/infiltrasi-hidrologi
http://kuliahitukeren.blogspot.com/2011/pengertian-definisi-infiltrasi-dan-laju. html

 

0 komentar:

إرسال تعليق