LAPORAN TETAP
PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
PERTANIAN
Nama : Anita Sari Tanggal : 08 Juni 2012
NIM : 05111007108 Asisten : 1. Amelia Feryna Bulan Dini
Prodi : Agroekoteknologi 2. Desintha Feronica
Kelas/Kelompok : D/5 3. Jerry Feriansyah
Judul : Pengenalan Jamur 4. Hendri Candro
5. Angga
Pratama
6. Okky Sanjaya
7. Iga S. Sofita
8. Indah Wahyuni
A.
TUJUAN
Untuk
mengetahui bentuk dan morfologi dari
jamur
B.
ALAT
DAN BAHAN
1. Alat
a.)
mikroskop b.)
kaca preparat
2.
Bahan
a.)
Media yang
terdapat jamur
C.
CARA
KERJA
1. Untuk pengamatan secara makrokopis, siapkan cabai yang
terserang Antraknose
2. Amati cabai dengan menggunakan mikroskop dan gambarkan
3. Untuk pengamatan secara mikrokopis siapakan cawan atau
media yang berisikan cendawan collectotrichum capsicii.
4. Lakukan penggoresan dengan menggunakan jamur
5. Letakan diatas kaca preparat tambahkan xylol untuk
memperjelas hasil
6. Amati dibawah mikroskop dan gambarkan.
D.
PEMBAHASAN
Praktikum pengenalan jamur ini
bertujuan untuk mengetahui bentuk morfologi dari jamur. Untuk mengetahui bentuk
morfologi dari jamur tersebut menggunakan mikroskop. Mikroskop merupakan alat yang
dapat digunakan untuk mengamati benda-benda kecil atau berukuran mikroskopis
,sehingga objek pengamatan terlihat jelas.
Objek yang diamati adalah cabai yang
terserang penyakit antraknosa. Cabai yang telah terserang antraknose mempunyai
gejala antara lain berupa bintik-bintik kecil yang berwarna kehitam-hitaman dan
sedikit melekuk, buahnya mengerut, kering, membusuk seperti terkena sengatan
matahari. Pengamatan dilakukan dibawah mikroskop. Berdasarkan pengamatan dapat
dilihat bahwa pada cabai yang menyebar pada permukaan cabai. Bintik-bintik
kehitam-hitaman tersebut dinamakn Aserpulus.
Disamping melakukan pengamatan
secara makroskopis juga dilakukan pengamatan secara mikroskopis dengan bantuan
mikroskop dan larutan xytol. Pengamatan secara mikroskopis harus dilakukan
dengan teliti dan harus dilakukan secara aseptic yaitu bekerja secara aseptic
atau steril, sehingga tidak terkontaminasi oleh mikroorganisme lain yang tidak
diinginkan.
Pada pengamatan secara mikroskopis
dilakukan penggoresan pada media pingan yang telah ditumbuhi cendawan
collectotrichum capsicii penyebab
penyakit antraknose. Pada proses penggoresan ini dilakukan dengan menggunakan
jarum suntik yang steril. Kemudian hasil pengamatan diletakan diatas kaca
preparat. Setelah itu, pada kaca preparat ditambahkan larutan xytol. Larutan
xytol digunakan untuk memperjelas dan memperindahkan hasil pengamatan dibawah
pengamatn dengan menggunakan mikroskop. Setelah itu ratakan biakan jangan
sampai menggumpal dan tutup kaca preparat menggunakan cover glass. Pada saat
pengamatan terlihat jelas bentuk cendawan berbentuk pita-pita.
0 komentar:
إرسال تعليق