Infiltrasi
Volume air yang mengalir kedalam
profil persatuan luas dikenal dengan laju infiltrasi. Pengaliran yang memiliki
satuan kecepatan juga dikenal dengan kecepatan infiltrasi. Pada kondisi laju
hujan melebihi kemampuan tanah untuk menyerap air dan infiltrasi akan berlarut
dengan laju maksimal.
Kemampuan infiltrasi untuk
menjelaskan laju infiltrasi yang dihasilkan bila air pada tekanan atmosfer
tersedia bebas di permukaan tanah. Pergantin istilah ini dengan kemampuan
infiltrasi menghindari kontradiksi antara ektensitas dan intensitas dalam
istilah kapasitas infiltrasi dan memungkinkan jika penggunaan istilah laju
infiltrasi dalam artian literal umum untuk menyatakan pengaliran permukaan pada
kondisi yang umum, berapapun besarnya laju atau tekanan pemberian air kedalam
tanah.
Kemampuan
infiltrasi tanah tergantung pada faktor-faktor seperti waktu dari hujan saat
infiltrasi, kandungan air awal penghantar hidroulik, kondisi permukaan tanah
dan juga terdapatnya pengukuran kemampuan infiltrasi tanah terdiri dari
penggenangan pemberian hujan buatan dan analisis hidrograf daerah ungkapan air.
Alat yang digunakan adalah : 1)
single ring, 2) papan, 3) ember, 4) cangkul, 5) mistar, 6) stopwatch, 7) alat
tulis.
Sedangkan
bahan yang digunakan adalah : 1) air.
Cara Kerja
a) cari lokasi yang akan kita lakukan
percobaan
b) bersihkan permukaan tanah tersebut
dari vegetasi yang tumbuh diatas nya tanpa merusak perakarannya
c)
masukkan single ring ke dalam tanah, kira-kira ¾ bagian
d)
masukkan air ke dalam single tersebut
e)
kemudian amati penurunan airnya, sesuai dengan interval
waktu yang ditentukan, yaitu : 2 menit, 4 menit, 6 menit dan 8 menit.
L1 sesaat =
Intake
Interval waktu
L1
rerata =
Intake komulatif
Waktu komulatif
KETERHANTARAN HIDRAULIK / PERMEABILITAS
TANAH JENUH
Permeabilitas
ialah sifat yang menyatakan laju pergerakan suatu zat cair melalui suatu media
yang berpori-pori, dan disebut pula konduktivitas hidraulik. Dalam hal ini
cairan adalah air tanah dan media berpori adalah tanah itu sendiri.
Permeabilitas ini ada dua macam, yaitu permeabilitas pada tanah jenuh air dan
permeabilitas pada tanah tidak jenuh.
Keterhantaran
hidrolik (K) adalah perbandingan antara debit terhadap gradient hidrolik atau
sudut pengaliran dan kurva gradient. Pada tanah jenuh dengan struktur stabil,
serta pada media sarang yang mantap seperti batu berpasir, sebagai contoh,
keterhantaran hidrolik dicirikan oleh nilai yang tetap. Besarnya sekitar 10-2
– 10-3 cm/detik pada tanah pasir dan 10-4 – 10-7
cm/detik untuk tanah-tanah liat.
Data
mengenai permebilitas tanah sangat penting diketahui untuk digunakan dalam
kepentingan-kepentingan pembukaan daerah pengairan dan drainase. Pengamatan
keterhantaran hidaulik dapat juga dilakukan langsung dilapangan. Salah satu
metode yang dapat digunakan untuk pengamatan keterhantaran hidrolik dilapangan
adalah metode auger hole. Menurut Susanto (2004), metode auger hole adalah
metode yang cepat, sederhana dan dapat dipercaya untuk pengukuran keterhantaran
hidraulik lapisan tanah yang berada di bawah muka air tanah.
Susanto
(2004), juga menjelaskan bahwa metode auger hole memberikan nilai permeabilitas
rata-rata lapisan tanah dari muka air tanah sampai beberapa sentimeter dibawah
lubang auger. Jika ada lapisan kedap pada dasar lubang auger maka nilai K
ditentukan oleh lapisan-lapisan di atas lapisan kedap ini.
Perbedaan
konduktivitas hidrolik tanah baik jenuh maupun tak jenuh tiap lapisan kedalaman
tanah dapat sebagai petunjuk cepat atau lambatnya aliran air pada tiap
kedalaman, sehingga berpengaruh pada distribusi air tiap lapisan kedalaman
tanah. Distribusi air tiap kedalaman tanah berpeluang pada kelarutan hara.
Selain itu, pergerakan air yang cepat berpotensi membawa hara baik yang masih
berupa pupuk, terlarut, maupun yang terikat oleh koloid tanah; sehingga
menentukan kadar hara pada setiap lapisan profil tanah
Alat :
1.
Standar
2.
Bola pelampung + meteran
3.
Stopwatch
4.
Bor tanah
5.
Tabung pembuang
6.
Alat tulis
Cara kerja :
1.
Buat lubang pada tanah dengan menggunakan bor tanah
2.
Catat kedalaman muka air tanah
3.
Keluarkan air dari dalam tanah dengan menggunakan
tabung pembuang
4.
Masukkan bola pelampung + meteran ke dalam lobang dan
letakkan standar di atas lobang
5.
Ukur kenaikan muka air dengan melihat meteran yang ada
selama interval waktu tertentu
Interval waktu : 20 detik.
6.
Lakukan pengulangan
0 komentar:
إرسال تعليق